Optimistis Bisa Rangkul Pemilih Bimbang, Andika Perkasa: Keputusan yang Tepat Harus Berdasar Hati Nurani
SOLO, JATENGNOW.COM – Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 01, Andika Perkasa, menilai tingginya jumlah pemilih bimbang dalam berbagai survei menjelang akhir masa kampanye sebagai hal positif. Dalam diskusi bersama generasi muda di Almamater Coffee, Kamis (21/11), Andika mengungkapkan bahwa hal ini menunjukkan pemilih di Jawa Tengah lebih teliti dalam mempertimbangkan pilihan mereka.
“Mereka yang belum memutuskan punya alasan masing-masing. Ini menunjukkan mereka ingin menunggu program kerja para calon atau mungkin debat terakhir. Ini sikap yang baik karena mereka mengambil keputusan dengan cermat,” ujar Andika.
Andika menegaskan pendekatan timnya tetap fokus pada transparansi dan menyampaikan visi-misi secara jujur.
“Kami tampil apa adanya, tidak membidik siapa pun. Harapannya, mereka menilai secara adil dan menjatuhkan pilihan tanpa paksaan,” katanya.
Soal dukungan Presiden Jokowi kepada kubu lawan serta keputusan Bawaslu Jateng terkait video dukungan Presiden Prabowo Subianto, Andika memilih merespons dengan tenang.
“Semua ada otoritasnya masing-masing. Saya menghormati proses ini dan menyerahkan kepada pihak yang berwenang,” jelasnya.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri pasangannya, Hendrar Prihadi (Hendi), serta paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo nomor urut 01, Teguh Prakosa-Bambang Nugroho, Andika mengangkat isu peran pemuda dalam mendorong perekonomian Jawa Tengah.
“Anak muda adalah penggerak ekonomi. Potensi mereka besar, dan mereka sudah membuktikan bisa bersaing, baik di dalam negeri maupun internasional melalui startup dan inovasi teknologi,” ujar Andika.
Ia menyebut perlunya dukungan berupa insentif khusus untuk usaha yang memberdayakan perempuan, melestarikan lingkungan, atau membantu penyandang disabilitas. Bank Jawa Tengah juga disebutnya bisa berperan dalam mendukung UMKM agar lebih berkembang.
Di bidang budaya, Andika menyoroti indeks pembangunan budaya Jawa Tengah yang masih kalah dibanding Yogyakarta dan Bali. Ia mengusulkan agar ruang publik, seperti restoran dan hotel, menjadi tempat pertunjukan seni secara berkala untuk mengangkat nilai budaya sekaligus mendorong ekonomi kreatif.
Hendi menambahkan pentingnya memberdayakan seniman jalanan agar ruang publik menjadi lebih hidup tanpa mengganggu kenyamanan masyarakat.
“Seperti di Semarang, kami atur pengamen untuk tampil di titik tertentu, memberikan hiburan sekaligus menjaga keteraturan,” katanya.
Dengan visi inklusif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, Andika dan timnya optimis dapat membawa Jawa Tengah menjadi provinsi yang maju, berbudaya, dan berkeadilan ekonomi. (jn02)