Ormas Solo Gelar Doa Bersama di Plaza Sriwedari, Desak Polisi Tindak Tegas Pelaku Kerusuhan

SOLO, JATENGNOW.COM – Sejumlah organisasi massa (ormas) bersama masyarakat Kota Solo menggelar doa bersama di Plaza Sriwedari, Kamis (11/9/2025) sore. Kegiatan bertajuk umbul dungo itu dilakukan sebagai bentuk keprihatinan atas peristiwa kerusuhan beberapa waktu lalu yang berujung pada perusakan fasilitas umum, pembakaran mobil dan pos polisi, hingga Gedung Setwan DPRD Kota Solo.
Ketua Umum Forum Budaya Mataram (FBM) Kota Surakarta, BRM Dr Kusumo Putro SH MH, menegaskan doa bersama ini bertujuan menjaga Kota Solo tetap aman, damai, dan kondusif.
“Puluhan tahun Kota Solo sebagai kota budaya dibangun dengan susah payah. Namun tiba-tiba hancur dirusak oleh orang-orang yang bukan warga asli Solo,” tegas Kusumo.
Sebagai tokoh masyarakat sekaligus advokat, ia juga mendesak aparat penegak hukum menindak tegas pelaku kerusuhan. Menurutnya, Solo dikenal sebagai kota cinta damai sehingga aksi anarkis tidak bisa dibiarkan.
“Kami yakin pelaku bukan orang Solo. Karena itu, kami mendesak polisi segera menangkap dan menghukum mereka sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” lanjutnya.
Kusumo juga berpesan agar para pejabat, baik di daerah maupun pusat, tidak asal bicara maupun mengeluarkan pernyataan yang berpotensi memantik emosi masyarakat. Ia menilai sikap tersebut bisa memperkeruh keadaan dan memicu kemarahan publik.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Anak Bangsa Surakarta (PABS), Dosy Marta, yang juga menjadi penyelenggara acara, menyayangkan absennya para pejabat Solo dalam kegiatan doa bersama tersebut.
“Tujuan kami sederhana, agar pejabat, wakil rakyat, dan masyarakat bisa duduk bersama, berdoa, dan berkomitmen menjaga Kota Solo tetap aman dan damai. Sayangnya, undangan kami tidak direspons,” ungkapnya.
Dosy juga menyinggung sikap anggota dewan yang menurutnya jauh berbeda dengan masa sebelum menjabat.
“Dulu mereka rela datang ke rumah warga untuk mencari dukungan. Namun setelah menjabat, mereka lupa dengan konstituen dan tidak lagi mendengar jeritan rakyat yang sekarang semakin sulit secara ekonomi,” ucapnya.
Doa bersama itu diikuti sejumlah ormas seperti PABS, Ikatan Prabu Nusantara (IPN), serta masyarakat dari berbagai kalangan, mulai pedagang, pengayuh becak, hingga juru parkir. (jn02)