Pegiat Media Sosial Ratna Kinasih: Pemimpin Merakyat Tak Perlu Gimik, Ganjar Pranowo Contoh Terbaik
SOLO, JATENGNOW.COM – Pegiat media sosial (medsos), Ratna Kinasih, mengunggah video kritikannya mengenai pemimpin yang blusukan tapi hasil settingan, karena ingin tampak merakyat. Di lain sisi, melalui video yang diunggah di akun Youtube @MelihatIndonesiaTV, Ratna Kinasih membeberkan data secara lengkap terkait pemimpin dengan karakter jujur dan tak banyak gimik.
“Dari data yang dirilis Arus Survey Indonesia per desember 2023, fakta 45, 1 persen rakyat Indonedia menyukai pemimpin yang sangat merakyat,” katanya.
Pemimpin merakyat yang dimaksud adalah jenis pemimpin yang terlahir dari latar belakang rakyat jelata. Dengan demikian, sang pemimpin mampu merasakan perih dan lelahnya kehidupan masyarakat kecil. Selain itu, lantaran lahir dari rahim jelatan, sang pemimpin pasti cepat akrab dan membaur bersama rakyat dan tak berjarak.
“Tak hanya itu, jenis pemimpin ini lebih punya jiwa peduli kepada rakyat, alhasil dia bisa akrab dan dekat dengan rakyat kebanyakan tanpa adanya gimmick dan settingan,” katanya.
Ratna Kinasih juga menambahkan dari ketiga calon presiden (capres) -mulai urut 01 Anies Baswedan, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo- hanya Ganjar yang terlahir dari kalangan rakyat, bukan keluarga dari pejabat.
Anies Baswedan lahir dari keluarga pejabat kampus, sang ayah, Rasyid Baswedan adalah dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), sedangkan ibunya, Aliyah Rasyid adalah guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
“Bisa dikata, sejak lahir, Anies sudah sangat “mriyayi”, hidupnya dikelilingi oleh buku-buku, namun tidak diimbangi dengan kesadaran dan Hasrat untuk mau turun ke bawah bertemu dengan rakyat,” katanya.
Sedangkan, capres nomor urut 2 Prabowo Subianto juga bukan berasal dari keluarga rakyat biasa. Bahkan, Prabowo adalah representasi kalangan elite politik. Prabowo merupakan anak ketiga dan putra pertama dari bapaknya Soemitro Djojohadikusumo yang merupakan pakar ekonomi dan politisi Partai Sosialis Indonesia(PSI) yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo.
Masa kecil Prabowo banyak dihabiskan di luar negeri. Prabowo bahkan menyelesaikan pendidikan menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris.
“Sangat mustahil menyebut Prabowo merakyat, dirinya lahir dari keluarga elit, bapaknya Menteri tajir di era orde baru, kehidupannya jauh dari kata lapar dan kekurangan,” katanya.
Berbeda dengan capres nomor urut 3, kata dia, Ganjar Pranowo yang secara fakta memang terlahir dari kalangan rakyat biasa. Bukan dari kalangan elit politik maupun priyayi.
Ayah Ganjar Pranowo bernama Pamuji dulunya bekerja sebagai seorang polisi dan pernah ditugaskan dalam operasi penumpasan gerakan PRRI atau Permesta di Sumatra Barat, Riau, dan Jambi (Dulu Sumatra Tengah). Ganjar merupakan anak kelima dari enam bersaudara dan hidup sederhana dengan berpindah-pindah mengikuti tempat dinas sang ayah.
Menjalang lulus SMA di tahun 1980, ayah Ganjar pensiun sebagai polisi dan untuk menyambung hidup ibunya membuka warung kelontong. Ganjar juga turut membantu perekonomian keluarga dengan menjual bensin di pinggir jalan.
Karena latar belakangnya tersebut, Ganjar selama ini dianggap paling cepat membaur dan berdialog dengan rakyat dari berbagai kalangan. Apalagi saat dirinya berkunjung atau blusukan meninjau suatu daerah.
“Ganjar sudah terbiasa dikerubuti rakyat, tukang becak, penjual sayur di pasar, hal itu sudah jadi makanan sehari-harinya,” katanya.
Bahkan, sejak menjabat DPR RI, Ganjar Pranowo sudah aktif membuka akses sebesar-besarnya di akun media sosial untuk kritik dan saran dari masyarakat.
Sebelumnya, blusukan Prabowo Subianto di Cilincing, jakarta Utara banyak menimbulkan pro-kontra. Settingan blusukan Prabowo akhirnya terbongkar. Bahkan, sejumlah oknum TNI kemudian datang ke lokasi blusukan Prabowo dan mendata dan meminta identitas warga. (JN02)