Pembangunan IKN Dinilai Tingkatkan Risiko Malaria, Pakar FK UMS Ingatkan Bahaya

Ilustrasi | gigitan Nyamuk (JatengNOW/Dok. InstockPhoto)
SOLO, JATENGNOW.COM — Pembangunan masif Ibu Kota Nusantara (IKN) dinilai berpotensi meningkatkan penyebaran penyakit malaria. Peringatan ini disampaikan oleh dr. Rochmadina Suci Bestari, M.Sc., Kepala Sub Laboratorium Parasitologi Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sekaligus anggota Pusat Studi Kedokteran Keluarga UMS Kelompok Riset Penyakit Tropis.
Menurut dr. Rochmadina, IKN merupakan daerah endemik malaria dengan populasi nyamuk Anopheles yang cukup tinggi. Ia menjelaskan bahwa pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur skala besar menciptakan habitat baru yang ideal bagi nyamuk Anopheles, yaitu genangan air seperti rawa, empang, dan tambak.
“IKN merupakan daerah endemik malaria. Artinya, kasus malaria di sana cukup tinggi karena keberadaan vektor utamanya, yaitu nyamuk Anopheles,” ujar dr. Rochmadina, Jumat (25/4/2025).
Malaria sendiri disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Gejala khasnya meliputi demam tinggi, menggigil, berkeringat, mual, muntah, sakit kepala, dan nyeri sendi. Ia menekankan bahwa riwayat perjalanan ke daerah endemik perlu diperhatikan sebagai acuan diagnosis.
Untuk mencegah penularan, Rochmadina menganjurkan penggunaan obat anti-nyamuk, memakai pakaian lengan panjang, tidur menggunakan kelambu berinsektisida, serta melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan prinsip 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur). Bagi masyarakat dari daerah non-endemik yang akan bepergian ke wilayah endemik, disarankan untuk mengonsumsi profilaksis doxycycline sebelum, selama, dan setelah perjalanan.
Meskipun Solo bukan daerah endemik malaria, Fakultas Kedokteran UMS menunjukkan komitmennya terhadap isu ini. FK UMS merilis buku “Malaria: From Basic to Clinic” yang ditulis oleh sepuluh dosen, serta aktif melakukan riset pengendalian vektor malaria. Salah satu riset yang dikembangkan adalah pengujian biolarvasida dari ekstrak etanol daun tembakau terhadap larva nyamuk Anopheles, yang telah dipublikasikan di berbagai jurnal nasional.
“Melalui riset ini kami berharap dapat memberi kontribusi nyata dalam upaya pengendalian malaria di Indonesia,” pungkas dr. Rochmadina. (jn02)