September 27, 2025

Perempuan Penakluk Gelanggang, Bela dan Putu Buktikan Pencak Silat Bukan Sekadar Stigma

0
WhatsApp Image 2025-09-26 at 16.44.31_7763e639

Perempuan Penakluk Gelanggang, Bela dan Putu Buktikan Pencak Silat Bukan Sekadar Stigma (JatengNOW/Dok)

SOLO, JATENGNOW.COM – Arena pencak silat POMNAS XIX 2025 di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS menjadi saksi kiprah dua pesilat putri yang menepis stigma, sekaligus membuktikan bahwa pencak silat adalah jalan menuju prestasi. Mereka adalah Febrila Widya Noer Azizah, pesilat mungil asal Jawa Tengah yang akrab disapa Bela, serta Putu Meisya Tiarani Putri dari kontingen Jawa Timur.

Bela, yang turun di kategori tanding under A putri, dikenal sebagai atlet paling kecil di timnya hingga dijuluki “gantungan kunci”. Namun, tubuh mungil tidak menghalanginya menorehkan prestasi. Perkenalannya dengan pencak silat berawal sejak duduk di bangku SD, ketika ia diminta guru olahraga mengikuti latihan. Dari situlah, kecintaannya pada silat tumbuh hingga kini mewakili Jawa Tengah di ajang nasional.

“Kalau perempuan ikut silat itu bukan hanya biar terlihat keren, tapi juga menunjukkan kalau perempuan bisa kuat, nggak kalah dengan laki-laki,” kata Bela usai semifinal, Kamis (25/9/2025).

Menurut Bela, kunci utama bertanding bukan sekadar teknik, melainkan mental. Dukungan orang tua dan tetangga membuatnya semakin mantap. Meski sempat berdarah saat duel melawan Lampung untuk merebut tiket final, ia tetap gigih. “Namanya silat pasti ada risiko. Jadi kita harus kuat mental dan berani,” ujarnya.

Sementara itu, Putu Meisya dari kontingen Jawa Timur mengaku cinta pada silat sejak kecil berkat dorongan orang tua. Ia menilai masih ada anggapan miring soal silat yang dianggap menyita waktu akademik. Namun, Putu menegaskan bahwa silat justru memberi ruang untuk prestasi sekaligus melestarikan budaya bangsa.

“Mungkin ada yang berpikir buang-buang waktu, padahal dengan silat kita bisa bawa nama baik kampus dan daerah,” ujarnya.

Putu menyebut pesilat DKI Jakarta sebagai lawan tangguh, tetapi ujian terberat justru hadir di final ketika harus berhadapan dengan Bela, pesilat asal Jawa Tengah.

Kehadiran Bela dan Putu di POMNAS XIX 2025 memberi pesan kuat bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga keras yang identik dengan stigma, melainkan ruang bagi perempuan untuk menunjukkan keberanian, mental tangguh, dan capaian prestasi. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *