Pesantren Baitussalam dan Densus 88 Polri Deklarasikan Penolakan Radikalisme di Semarang

0
WhatsApp Image 2025-02-13 at 10.58.43_91139ab5

Pesantren Baitussalam dan Densus 88 Polri Deklarasikan Penolakan Radikalisme di Semarang (JatengNOW/Dok)

SEMARANG, JATENGNOW.COM – Pondok Pesantren Islam Baitussalam menggandeng Densus 88 Antiteror Polri dan Pemerintah Kota Semarang dalam deklarasi menolak paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. Deklarasi ini menjadi bagian dari Seminar Kebangsaan bertema “Meningkatkan Ukhuwah Islamiah di Lingkungan Pondok Pesantren dalam Rangka Melawan Pemahaman Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme” yang berlangsung pada Rabu (12/2/2025) di Aula Pondok Pesantren Islam Baitussalam, Wonolopo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Muhammad Syahduddi, melalui Kasat Binmas AKBP Ana Maria Retnowati, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat wawasan kebangsaan di lingkungan pesantren serta menjadikan ponpes sebagai mitra strategis dalam program deradikalisasi.

“Pesantren memiliki peran penting sebagai benteng ideologi yang mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.

Seminar ini menghadirkan Ketua Tim Pencegahan Densus 88, AKBP Goentoro Wisnoe Tj., Plt. Kepala Kesbangpol Kota Semarang Joko Hartono, Kapten Jamal dari Kodim 0733/Kota Semarang, serta Pembina Yayasan Ponpes Baitussalam, Kiai Musthofa. Peserta yang hadir terdiri dari perwakilan pengajar dari berbagai sekolah di Kota Semarang dengan jumlah lebih dari 200 orang.

Dalam paparannya, AKBP Goentoro Wisnu Tj. menegaskan pentingnya peran pesantren dalam menangkal radikalisme dan berharap para santri dapat menjadi duta perubahan. “Santri harus memahami ideologi yang berkembang di masyarakat serta mampu menanggulangi paham radikalisme dan terorisme secara bijak,” katanya. Ia juga menjelaskan sejarah terorisme di Indonesia, ancaman radikalisme terhadap stabilitas negara, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat.

Plt. Kepala Kesbangpol Kota Semarang, Joko Hartono, menambahkan bahwa penguatan ideologi Pancasila sangat penting dalam membangun keadilan dan kemakmuran bangsa. Senada dengan hal tersebut, Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang, H. Muhtasit, menekankan bahwa pemantapan ideologi Pancasila harus terus diperkuat di lingkungan pesantren dan madrasah untuk membangun masyarakat yang toleran dan inklusif.

Sementara itu, Ustadz Hadi Masykur, tokoh Jamaah Islamiyah yang telah kembali ke pangkuan NKRI, berbagi pengalaman tentang pentingnya menjadikan perbedaan sebagai keniscayaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Puncak acara ditandai dengan deklarasi bersama oleh peserta seminar yang menyatakan, “Kami Pondok Pesantren se-Kota Semarang yang berideologi Pancasila berjanji menolak keras masuknya paham intoleran, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. NKRI Harga Mati!”

Kegiatan ini ditutup oleh Kiai Musthofa yang menegaskan komitmen Pondok Pesantren Baitussalam dalam mendidik generasi santri yang religius sekaligus nasionalis. Ia juga mengapresiasi perhatian Densus 88 dan Pemkot Semarang dalam memperkuat wawasan kebangsaan di kalangan pengajar.

Dengan terselenggaranya seminar ini, diharapkan pemahaman tentang bahaya radikalisme semakin kuat dan peran pesantren dalam menjaga persatuan bangsa semakin nyata. (jn02)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *