Peternak Boyolali Buang Susu Massal, Pemerintah Ambil Langkah Cepat Cari Solusi
BOYOLALI, JATENGNOW.COM – Menanggapi aksi protes peternak sapi perah di Boyolali yang membuang hasil panen susu akibat kesulitan penjualan, Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Ignasius Haryanta Nugraha, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah koordinasi dengan pemerintah pusat dan dinas setempat.
Ignasius menjelaskan bahwa pihaknya bersama Pemkab Boyolali telah melaporkan masalah ini kepada Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), guna menemukan solusi jangka panjang agar para peternak tidak terancam gulung tikar.
“Kami berkoordinasi dengan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali untuk mencari solusi agar peternak tidak merugi lebih jauh,” kata Ignasius pada Minggu (10/11).
Ia menambahkan bahwa Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga telah mengetahui situasi ini dan akan memimpin rapat koordinasi pada Senin (11/11). Rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan asosiasi industri pengolahan susu (IPS) serta dinas peternakan dari daerah penghasil susu seperti Boyolali. Fokus rapat adalah meninjau penyebab IPS tidak mampu menyerap susu peternak lokal.
“Menteri Pertanian akan menggali alasan mengapa IPS membatasi pembelian susu peternak lokal dan kemungkinan adanya pembatasan kuota untuk pengepul dari Jawa Tengah dan provinsi lain,” jelas Ignasius.
Terkait spekulasi bahwa impor susu mungkin memicu pembatasan penyerapan susu lokal, Ignasius menyebutkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mendukung swasembada susu. Berdasarkan kebijakan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah berencana mengimpor sapi perah sebanyak 1 juta ekor dalam lima tahun mendatang, alih-alih mengimpor susu.
“Presiden menargetkan bahwa dalam kurun lima tahun ke depan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan impor susu dengan meningkatkan produksi lokal. Saat ini, produksi susu lokal baru mencakup sekitar 20 persen dari kebutuhan nasional,” jelasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengungkapkan bahwa pihaknya berencana mengadakan pertemuan dengan BUMN di bidang pangan serta para pengepul susu pada Senin mendatang. Langkah ini bertujuan untuk membahas kemungkinan pembelian susu hasil panen oleh BUMN, sehingga bisa menampung produk peternak dan mengurangi risiko kerugian.
“Kami akan mempertemukan pihak terkait untuk menemukan solusi konkret. BUMN bidang pangan berpotensi membantu menyerap susu peternak Boyolali,” ungkap Lusia.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi awal bagi penyelesaian permasalahan yang dihadapi para peternak Boyolali, sehingga mereka tidak lagi harus melakukan aksi buang susu dan dapat terus berproduksi dengan lancar. (jn02)