Polda Jateng Klarifikasi Soal Ormas Terafiliasi Premanisme, Tegaskan Hanya Oknum yang Terlibat

Polda Jateng Klarifikasi Soal Ormas Terafiliasi Premanisme, Tegaskan Hanya Oknum yang Terlibat (JatengNOW/Dok)
BOYOLALI, JATENGNOW.COM – Kepolisian Daerah Jawa Tengah memberikan klarifikasi atas pernyataan terkait 11 organisasi kemasyarakatan (ormas) yang disebut terafiliasi dengan praktik premanisme dalam hasil Operasi Aman Candi 2025. Klarifikasi disampaikan oleh Wakapolda Jateng Brigjen Pol Latif Usman usai menghadiri peletakan batu pertama pembangunan gudang ketahanan pangan di Boyolali, Kamis (5/6/2025).
Brigjen Latif menegaskan bahwa yang dimaksud dengan “terafiliasi” dalam pernyataan sebelumnya adalah oknum anggota ormas, bukan organisasi secara keseluruhan.
“Dalam pernyataan kami menyebutkan ada 11 ormas yang terafiliasi premanisme. Yang kami maksudkan di sini adalah anggota atau oknum dari ormas tersebut. Jadi bukan ormasnya, tapi individu yang mengaku dan menggunakan atribut dari ormas itu,” jelasnya.
Ia menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung, termasuk di antaranya perguruan silat seperti Pagar Nusa, PSHT, serta ormas lain. Polda Jateng, kata dia, tidak pernah bermaksud mengeneralisasi bahwa seluruh anggota atau organisasi terlibat dalam tindakan premanisme.
Brigjen Latif juga menyoroti beredarnya potongan video konferensi pers sebelumnya di media sosial yang dinilai tidak menampilkan konteks lengkap. Ia menekankan pentingnya memahami keterangan secara utuh agar tidak menimbulkan salah persepsi.
“Yang kami tindak dalam Operasi Aman Candi adalah individu-individu yang terlibat dalam tindakan premanisme, baik perorangan maupun yang mengaku dari kelompok tertentu. Bukan organisasinya secara keseluruhan,” tegasnya.
Polda Jateng tetap berkomitmen memberantas praktik premanisme dan memastikan proses hukum berjalan bagi siapa pun yang terbukti melanggar. Wakapolda mengajak semua elemen masyarakat, termasuk ormas, untuk turut serta menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Jawa Tengah.
“Mari kita berkomitmen bersama bahwa premanisme harus sudah tidak ada lagi di Jawa Tengah. Dengan demikian, stabilitas kamtibmas dapat terjaga, sehingga pembangunan dan investasi bisa berkembang,” pungkasnya. (jn02)