Prof Wardiman Bedah Buku “Trilogi Kartini” di Museum R.A Kartini Jepara

JEPARA, JATENGNOW.COM – Museum R.A Kartini Jepara menjadi saksi kegiatan intelektual dan kebudayaan yang menarik, saat digelar bedah buku “Trilogi Kartini” pada Rabu (25/6/2026). Acara ini menghadirkan langsung penulis buku, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djoyonegoro, mantan Menteri Pendidikan RI, bersama budayawan Gunawan Budi Santoso sebagai pembicara.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara. Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Jepara, Agus Wibowo, menjelaskan bahwa acara ini diikuti lebih dari 80 peserta dari berbagai instansi dan organisasi perempuan di Jepara.
“Buku Trilogi Kartini ini merupakan karya dalam tiga jilid yang ditulis langsung oleh Prof. Wardiman. Isinya menyajikan sisi lain dari sosok Raden Ajeng Kartini yang mungkin belum banyak diketahui publik,” ujar Agus.
Menurutnya, buku ini sangat istimewa karena membedah lebih dari 179 surat Kartini, yang membuka dimensi intelektual dan batin sang tokoh emansipasi perempuan Indonesia. Surat-surat tersebut banyak ditemukan di perpustakaan Leiden, Belanda.
“Prof Wardiman menarasikan isi surat-surat itu dalam sudut pandang humanis dan ideologis, menggambarkan Kartini sebagai figur reformasi yang berpikir jauh ke depan,” imbuh Agus.
Dalam pembahasannya, buku ini juga mengangkat relevansi perjuangan Kartini dalam konteks kekinian, khususnya pada delapan bidang utama kesetaraan gender seperti ekonomi, pendidikan, hingga perlindungan pekerja migran.
Prof Wardiman mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada Kartini muncul setelah ia membaca langsung surat-surat Kartini dalam bahasa Belanda.
“Surat-surat Kartini menyentuh dan penuh pemikiran tajam. Banyak dari surat itu ditemukan di perpustakaan Leiden dan membuka pandangan saya terhadap ketokohan Kartini yang sebenarnya,” kata Prof Wardiman.
Acara bedah buku ini diharapkan dapat memperkaya perspektif masyarakat, khususnya generasi muda dan kaum perempuan, mengenai nilai-nilai perjuangan Kartini yang tetap relevan hingga hari ini. (jn02)