Projek-D Vol.4: Bukan Sekadar Pesta Musik, tapi Panggung untuk Mimpi Musisi Lokal

0
Screenshot 2025-08-17 222033

Projek-D Vol.4: Bukan Sekadar Pesta Musik, tapi Panggung untuk Mimpi Musisi Lokal (JatengNOW/Dok. projekdfestival.com)

SOLO, JATENGNOW.COM – Musik selalu punya cara sendiri untuk menyatukan orang, entah lewat lantunan syahdu atau dentuman keras yang memaksa tubuh ikut bergerak. Pada penghujung Agustus nanti, De Tjolomadoe akan kembali berdenyut. Projek-D Vol.4 hadir bukan hanya untuk bersenang-senang, melainkan juga merawat mimpi musisi lokal agar terus tumbuh di tengah industri kreatif yang makin padat.

Sejak pertama kali lahir pada 2022, Projek-D konsisten membawa semangat baru tiap tahunnya. Dari Pop of Circus di edisi kedua hingga deretan nama besar yang menutup panggung Vol.3, festival ini selalu meninggalkan jejak manis. Kini, edisi keempat siap memberi panggung lebih luas, terutama bagi musisi Jawa Tengah yang mungkin selama ini bernyanyi di ruang sempit namun tetap nyaring.

Melalui program Cekson, Projek-D seakan berkata: “Ini saatnya kalian bersuara.” Dari ajang itu, lahir Malu2x, band alternatif asal Solo yang lugas, energik, dan jujur bercerita tentang keseharian kelas pekerja. Mereka bukan sekadar pemenang, melainkan simbol bahwa karya orisinal dari gang kecil pun bisa bergaung di panggung sebesar Projek-D.

“Cekson bukan sekadar ajang pencarian bakat, tapi ruang eksplorasi bagi musisi muda untuk menunjukkan karya orisinal mereka,” ujar Data Pratama, Project Manager Projek-D.

Kalimat yang sederhana, tapi sarat makna: festival ini bukan hanya tentang menampilkan nama besar, melainkan membukakan pintu bagi suara-suara baru.

Namun tentu saja, energi Projek-D tidak berhenti di sana. Lini masa media sosial sudah ramai membicarakan momen langka: Lomba Sihir, .Feast, dan Hindia akan berbagi panggung untuk pertama kalinya di Solo. Kolaborasi ini ibarat pertemuan tiga arus besar yang berbeda arah, tapi bertemu dalam satu muara. Ditambah nama-nama lain—Juicy Luicy, Perunggu, Wijaya 80, Bernadya, hingga Nadin Amizah—menjadikan line up Projek-D Vol.4 sebagai pesta lintas genre yang sulit dilewatkan.

Bukan hanya menonton, pengunjung juga diajak belajar lewat Kelas Musik. Tahun ini mengusung tema “Merch Band: Gaya, Makna, dan Cuan?”, sesi ini membedah bagaimana merchandise bisa jadi identitas sekaligus nafas tambahan bagi perjalanan sebuah band. Sebuah sentilan bahwa musik tak hanya berhenti di panggung, tapi juga menjelma dalam benda-benda kecil yang kita kenakan sehari-hari.

Dengan semangat “Sehidup Separty”, Projek-D Vol.4 ingin menghadirkan pengalaman berbeda. Bukan festival yang hanya menyuguhkan lampu gemerlap dan suara dentum, tetapi juga ruang konsisten yang memberi alasan musisi lokal untuk percaya diri. Bahwa karya mereka bisa berbicara sama lantangnya dengan nama-nama besar di atas panggung. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *