Rakyat Menang, Pajak 250 Persen di Pati Gugur, Jam Sekolah Enam Hari Kembali

0
WhatsApp Image 2025-08-09 at 17.09.42_3262b43b

Rakyat Menang, Pajak 250 Persen di Pati Gugur, Jam Sekolah Enam Hari Kembali (JatengNOW/Dok)

PATI, JATENGNOW.COM – Polemik kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen dan perubahan jam sekolah lima hari akhirnya menemui titik terang. Bupati Pati H. Sudewo bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan koordinator lapangan (korlap) aksi unjuk rasa sepakat membatalkan kebijakan tersebut dalam pertemuan pada Jumat (8/8/2025).

Rembug bareng yang digelar di Restoran Warisan Nyonya, Jalan P. Diponegoro, Pati, dihadiri sekitar 40 peserta, termasuk tokoh masyarakat, LSM, mahasiswa, dan korlap aksi yang direncanakan berlangsung pada 13 Agustus 2025.

Dua poin kesepakatan dicapai, yakni pembatalan kenaikan PBB-P2 250 persen dan pengembalian jam sekolah dari lima hari menjadi enam hari. Keputusan ini diambil untuk meredam keresahan warga dan menjaga stabilitas daerah.

Korlap GERPAB, Cahya Basuki alias Yayak Gundul, menyebut dinamika yang terjadi adalah bagian wajar dari proses demokrasi. Ia menegaskan arah perjuangan hanya fokus pada pembatalan kebijakan yang memberatkan rakyat, bukan mengganti jabatan kepala daerah.

“Kenaikan pajak sudah dibatalkan, aturan lima hari sekolah dikembalikan jadi enam hari. Ini demi kebersamaan warga Pati,” ujarnya.

Korlap ASPIRASI, Ustad Dr. Sahal Mahfudh, mengingatkan peserta aksi agar tidak terprovokasi pihak yang ingin menimbulkan kerusuhan.

“Jangan sampai kita ditunggangi pihak yang membawa misi permusuhan. Jaga lisan, jauhi tindakan yang menumpahkan darah,” pesannya.

Bupati Sudewo mengapresiasi masukan para korlap dan tokoh masyarakat, serta mengakui masih banyak kekurangan dalam memimpin. Ia memastikan kebijakan jam sekolah enam hari kembali berlaku.

“Saya minta kerja sama semua pihak untuk menjaga kondusivitas, apalagi isu ini bisa memengaruhi iklim investasi di Pati,” katanya.

Kapolresta Pati Kombes Pol Jaka Wahyudi mengusulkan agar aksi 13 Agustus diganti dengan tasyakuran bersama untuk mengurangi potensi gesekan. Ia juga mengingatkan agar tidak ada kelompok luar yang menunggangi kegiatan di alun-alun.

“Kalau gaduh, investor enggan datang, masyarakat pun kesulitan mencari pekerjaan,” tegasnya.

Polresta Pati akan melakukan identifikasi terhadap peserta yang hadir guna memastikan tidak ada pihak luar yang memprovokasi.

“Mari bersama menjaga situasi Pati tetap kondusif,” pungkasnya. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *