Rumah Guru Honorer di Semarang Diperbaiki Pemprov Jateng pada Peringatan Hari Guru Nasional 2025
Rano Priyo Harianto, guru honorer di SLB Negeri Semarang (JatengNOW/Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 menjadi momen berharga bagi Rano Priyo Harianto, guru honorer di SLB Negeri Semarang. Pada upacara HGN tingkat Provinsi Jawa Tengah yang digelar di halaman Kantor Gubernur Jateng, Selasa (25/11/2025), Rano menerima bantuan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Rano bersama rekannya, Rahmawati, masing-masing mendapatkan insentif sebesar Rp20 juta. Selain itu, delapan siswa berprestasi turut menerima uang pembinaan sebagai bentuk apresiasi pemerintah terhadap dunia pendidikan.
Usai upacara, Rano menceritakan kondisi rumahnya yang berada di kawasan rawan banjir Kaligawe, Semarang. Jika hujan turun 3 hingga 5 jam, air akan masuk ke dalam rumah dan mengganggu aktivitasnya sebagai pengajar.
“Terkadang kami telat karena kondisi. Namun hal itu tidak mengurangi semangat kami untuk tetap on fire dalam pembelajaran, apalagi untuk anak berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Bantuan dari Pemprov Jateng akan digunakan untuk meninggikan rumahnya agar lebih layak huni. Rano berharap perbaikan tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup keluarganya dan berdampak pada peningkatan kinerjanya di sekolah.
“Saya harap Hari Guru ini menjadi momen memajukan kesejahteraan, kapabilitas, juga restorative justice seperti yang dicanangkan Pak Prabowo. Itu kami apresiasi,” tuturnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru, terutama yang berstatus non-ASN.
“Jangan pernah loyo, jangan patah semangat untuk mengabdi dan mengajar bagi bangsa ini. Kami memberikan insentif kepada guru-guru non-ASN, meski jumlahnya memang belum banyak. Ini adalah bentuk kepedulian kami kepada para guru, utamanya yang non-ASN,” paparnya.
Pemprov Jateng menanggung honorarium guru non-ASN SMA/SMK/SLB negeri melalui Biaya Operasional Penyelenggaraan (BOP) yang dialokasikan dalam APBD provinsi. Pada 2025, alokasi BOP Pendidikan mencapai Rp472,381 miliar. Sementara bagi guru swasta, dukungan diberikan melalui BOSDa, termasuk pemenuhan honor. Insentif juga diberikan kepada pengajar agama dari berbagai keyakinan.
Di tingkat nasional, pemerintah menyediakan beasiswa Rp3 juta per semester bagi 12.500 guru yang melanjutkan studi S1 melalui program RPL. Pemerintah juga memberikan tunjangan sertifikasi sebesar Rp2 juta per bulan untuk guru non-ASN, serta tunjangan setara satu kali gaji pokok bagi guru ASN. Guru honorer juga memperoleh insentif Rp300.000 per bulan.
Pada 2026, pemerintah berencana meningkatkan bantuan tersebut, termasuk membuka beasiswa bagi 150.000 guru dan menaikkan insentif guru honorer menjadi Rp400.000 per bulan.
“Semua tunjangan dan insentif ditransfer langsung ke rekening guru. Pemerintah menyadari bahwa berbagai insentif itu belum sepenuhnya memenuhi harapan. Namun, pemerintah berkomitmen untuk terus berbuat lebih baik,” tutup Yasin saat membacakan sambutan Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti. (jn02)
