Sahli Himawan: Dari Musik Ambyar Hingga Perfilman, Perjalanan Kreatif Tanpa Batas

0

Sahli Himawan saat pemotongan tumpeng di syukuran film Cocote Tonggo di Solo (JatengNOW/Kevin Rama)

SOLO, JATENGNOW.COM – Kreativitas dan hasrat yang kuat bisa membawa seseorang melangkah jauh. Begitu pula dengan Sahli Himawan, seorang pengusaha muda yang kini tidak hanya dikenal di dunia bisnis, tetapi juga di industri hiburan. Sahli, atau yang akrab disapa Mas Sahli, awalnya mencuri perhatian di ranah musik, khususnya dalam genre dangdut, ambyar, dan pop. Musik telah menjadi cinta pertamanya, tetapi ternyata tidak satu-satunya.

Mas Sahli memulai langkahnya dengan menjadi pengamat dan pendukung setia musik dangdut dan ambyar, genre yang dekat dengan hati masyarakat Indonesia. Lewat kanal digital dan berbagai panggung hiburan, ia memanfaatkan peluang untuk menyebarkan musik-musik ini ke khalayak yang lebih luas.

“Bagi saya, musik itu ekspresi, dan dangdut serta ambyar adalah bahasa hati masyarakat kita,” ujar Sahli dengan penuh semangat.

Namun, siapa sangka, kecintaan Mas Sahli pada dunia kreatif tak berhenti di situ. Ia mulai melirik dunia perfilman, sebuah dunia baru yang ternyata mampu memantik semangat berkreasi lebih besar. Pada tahun 2024, Mas Sahli membuat langkah besar dengan mengakuisisi Tobali Putra, sebuah rumah produksi film nasional yang telah menelurkan berbagai karya sukses. Dengan latar belakang yang sudah kaya akan pengalaman di industri musik, ia ingin menantang dirinya lebih jauh di ranah film.

Debut film layar lebarnya adalah sebuah komedi situasi berjudul Cocote Tonggo. Film ini menggambarkan keseharian masyarakat di kota Solo, di mana keunikan karakter dan kehidupan sosial menjadi sorotan utama. Dalam proses produksi, Mas Sahli menggandeng sutradara kenamaan, Bayu SKAK, yang telah sukses dengan film-film seperti Yo Wis Ben dan Sekawan Limo.

“Saya memilih Solo karena kota ini punya cerita. Ada dinamika sosial yang menarik, dan saya yakin, film ini bisa menghibur sekaligus menginspirasi,” kata Sahli.

Film Cocote Tonggo rencananya akan tayang pada awal tahun 2025, dan diharapkan menjadi batu loncatan besar dalam kariernya di dunia film. Tapi, Sahli tak hanya berhenti di situ. Ia sudah merencanakan produksi film keduanya, yang kali ini mengusung genre drama komedi tentang dua orang kembar siam yang tumbuh besar bersama.

“Proses syuting akan dimulai November hingga Desember 2024, dan saya sangat antusias. Ceritanya unik, dan saya yakin akan memberikan warna baru di dunia perfilman Indonesia,” tambahnya.

Perjalanan Mas Sahli dari musik ke film menunjukkan betapa luasnya minat dan dedikasinya pada dunia kreatif. Bagi Sahli, industri kreatif adalah ladang subur untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. Di tengah kesibukannya sebagai pengusaha, ia tetap berpegang teguh pada prinsip bahwa seni adalah medium penting untuk menyampaikan pesan dan emosi.

Dengan visi besar dan semangat yang tak pernah padam, Sahli berharap dirinya dapat terus mengembangkan industri kreatif Indonesia, baik di dalam negeri maupun di mata internasional. Baginya, setiap karya adalah kontribusi, dan setiap kontribusi memiliki potensi untuk membawa perubahan.

“Musik, film, atau apapun itu, semuanya adalah tentang bagaimana kita bisa membuat sesuatu yang bernilai. Saya ingin karya-karya saya bisa meninggalkan jejak, tak hanya di hati penonton tapi juga di industri itu sendiri,” pungkas Sahli, menutup perbincangan dengan senyum penuh harapan. (jn02)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *