Sejarah Onitsuka Tiger Sepatu Ikonik Dunia: Dari Gurita, Olimpiade, hingga Menjadi Ikon Fesyen Dunia
Awalnya, Onitsuka Tiger fokus pada sepatu basket. Namun, produk pertama mereka kurang diminati. Tak patah semangat, Onitsuka kembali berinovasi.
JATENGNOW.COM – Onitsuka Tiger, brand sepatu ikonik yang tak asing lagi di dunia fesyen. Bersaing dengan brand-brand ternama seperti Nike, Adidas, Puma, dan Vans, Onitsuka Tiger memiliki sejarah panjang dan penuh inspirasi.
Berikut ini sejarah Onitsuka Tiger, sepatu ikonik dunia berawal dari gurita hingga menjadi ikon fesyen dunia.
Kisah sejarah sepatu Onitsuka Tiger berawal dari seorang pensIunan perwira tentara di Jepang. Dilansir KlikSoloNews, jejaring JatengNOW, berikut ini kisah inspiratif sepatu Onitsuka Tiger.
Berawal di tahun 1949, empat tahun setelah Perang Dunia II berakhir. Kihachiro Onitsuka, seorang pensiunan perwira tentara Jepang, melihat kondisi negaranya yang masih trauma akibat bom atom Hiroshima dan Nagasaki.
Dengan keyakinan bahwa olahraga dapat membantu memulihkan mental dan fisik masyarakat, Onitsuka bertekad untuk membuat perubahan. Bermodalkan Rp32 juta, ia mendirikan perusahaan sepatu Onitsuka Co Ltd. dan mulai memproduksi sepatu olahraga.
Awalnya, Onitsuka Tiger fokus pada sepatu basket. Namun, produk pertama mereka kurang diminati. Tak patah semangat, Onitsuka kembali berinovasi.
Terinspirasi oleh gurita saat makan salad, ia menciptakan sepatu basket dengan desain outsole bermotif bulatan cekung. Inovasi “Outsole Gurita” ini terbukti sukses dan membuat Onitsuka Tiger OK Basketball terkenal di Jepang.
Tahun 1953 menjadi titik balik Onitsuka Tiger. Shigeki Tanaka, atlet Jepang, memenangkan Boston Marathon Championship menggunakan sepatu marathon Onitsuka Tiger bernama Tabi Shoes. Kesuksesan ini mengantarkan Onitsuka Tiger ke kancah internasional.
Di tahun 1964, Onitsuka Tiger dipercaya menjadi penyuplai sepatu untuk kontingen Jepang di Olimpiade Tokyo. Momen ini menjadi ajang promosi besar bagi brand ini.
Tahun 1966 menandai lahirnya sepatu ikonik Onitsuka Tiger Mexico 66. Sepatu ini menjadi yang pertama menggunakan logo The Onitsuka Tiger Line yang terkenal hingga saat ini.
Kolaborasi dan Persaingan dengan Blue Ribbon Sports (Nike)
Pada tahun 1964, Onitsuka Tiger menjalin kerjasama dengan Blue Ribbon Sports, yang didirikan oleh Phil Knight. Kerjasama ini menghasilkan sepatu lari inovatif yang kemudian dikenal sebagai Onitsuka Tiger Cortez.
Namun, di tahun 1971, kerjasama ini berakhir dan memicu perseteruan. Blue Ribbon Sports kemudian berganti nama menjadi Nike dan meluncurkan sepatu Cortez versi mereka sendiri. Onitsuka Tiger pun mengganti nama sepatunya menjadi Onitsuka Tiger Corsair.
Perseteruan dengan Nike
Masih di tahun yang sama, Phil Bowerman merupakan partner di Blue Ribbon Sports mengusulkan desain sepatu lari baru kepada Onitsuka Tiger.
Usulan Phil Bowerman ini ternyata diterima sangat antusias. Dan sepatu baru ini dirilis pada tahun 1968 bertepatan dengan Olimpiade Mexico 1968.
Pada mulanya sepatu usulan Phil Bowerman ini diberi nama Onitsuka Tiger Cortez. Sebelum akhirnya di tahun 1971 kerja sama antara Onitsuka Tiger dengan Blue Ribbon Sports berhenti.
Perseteruan antara Onitsuka Tiger dengan Blue Ribbon Sports yang melahirkan Nike pun muncul ke permukaan.
Blue Ribbon Sports memutuskan untuk membuat sepatunya sendiri dan berganti nama menjadi Nike yang saat ini dikenal luas ke seluruh dunia. Karena hal ini, desain dan sepatu Ontisuka Tiger Cortez berawal dari Phil Bowerman menjadi rebutan.
Kasus ini akhirnya dimenangkan oleh Nike dan nama Cortez hingga sekarang melekat milik Nike Cortez.
Pada akhirnya, Onitsuka Tiger mengganti nama sepatunya dari Onitsuka Tiger Cortez menjadi Onitsuka Tiger Corsair.
Meskipun mengalami pasang surut, Onitsuka Tiger tetap menjadi brand sepatu ikonik dengan sejarah panjang dan penuh inspirasi.
Brand ini terus berinovasi dan meluncurkan produk-produk baru yang stylish dan fungsional, menjadikannya pilihan favorit bagi para pecinta fashion dan sneakers di seluruh dunia.
Demikian sejarah singkat Onitsuka Tiger, dilahirkan dari seorang pensiunan perwira tentara hingga menjadi salah satu sepatu paling ikonik di dunia.