Sejarah Sepatu Aerostreet Asal Klaten, Dipakai Gibran saat Kuasai Panggung Debat Cawapres

0

Mulai April 2020, Rico selain memproduksi desain baru. Dia juga melirik pasar online melalui media sosial Instagram. Tak disangka, beberapa produksinya direspons positif pasar hingga kekurangan stok.

Owner Aerostreet, Adhitya Caesarico, saat menjelaskan sepatu kolaborasi Aerostreet di depan Gibran Rakabuming Raka, beberapa waktu lalu. (jatengnow/dok Instagram Adhitya Caesarico)

KLATEN, JATENGNOW.COM – Nama Aerostreet kembali melambung tinggi di Tanah Air. Hal itu setelah calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dengan percaya diri memakai sepatu Aerostreet di panggung akbar Debat Cawapres 2024.

Sepatu Aerostreet Gibran yang dipakai di Debat Cawapres tersebut yakni Aerostreet Hoops Low Hitam Putih seharga Rp149.900 atau bisa dikatakan Rp150 ribu.

Berikut ini cerita sejarah sepatu Aerostreet asal Klaten, dipakai Gibran saat kuasai panggung Debat Cawapres.

Aerostreet, produsen sepatu yang berlokasi di Bentangan, Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini dikenal sebagai sepatu yang mendominasi produk lokal dalam empat tahun terakhir.

Sang pemilik, Adhitya Caesarico sangat berhasil mengubah mindset sepatu yang pada awalnya untuk anak-anak sekolah hanya berwarna hitam, kini menjadi salah satu brand sepatu terproduktif se-Tanah Air dengan model-model eye catching.

Kepada JatengNOW.com, Adhitya Caesarico bercerita, pandemi Covid-19 berdampak besar pada semua sektor, salah satunya di sektor perekonomian. Beragam usaha gulung tikar diterjang pandemi Covid-19.

Bagi Rico, sapaan karib Adhitya Caesarico, pandemi Covid-19 memberikan hikmah tersendiri untuk bangkit dari keterpurukan.

Diakuinya, Aerostreet di ambang kebangkrutan saat-saat sebelum Pandemi Covid-19. Itulah hebatnya Rico dan Aerostreet. Saat usaha lain gulung tikar, Rico bersama timnya malah menuai cuan pada masa pandemic Covid-19.

Pola distribusi dan penjualannya berubah total 100 persen. Dari direct sales, Aerostreet memilih menjual produk-produk sepatunya melalui pasar online.

“Seperti produsen lainnya, awal pandemi permintaan sepatu produksinya anjlok. Sebelum pandemi, Aerostreet hanya memroduksi khusus sepatu sekolah. Selain itu, hanya distributor sepatu merek lain,” terang Rico membuka perbincangan.

“Selama pandemi, sekolah diliburkan dan hanya pembelajaran jarak jauh. Jadi saya harus berpikir strategi yang baru untuk mendongkrak penjualan Aero di pasar sepatu lokal,” tutur Rico.

Dia menuturkan, pada 2015 Rico memberanikan untuk mendirikan pabrik di daerah Klaten. Lalu, sampai Tahun 2020 pada bulan April, penjualan di pasar offline mengalami anjlok hingga 90 persen.

“Itulah masa-masa keterpurukan Aerosreet. Kami harus berpikir untuk mengubah cara jual yang lebih modern,” terang Rico.

Owner Aerostreet Adhitya Caesarico bersama Yohan Franscisco berdiskusi sepatu kasual bertagline #LokalTakGentar. (jatengNOW/dok Instagram Adhitya Caesarico)

Dengan keadaan itu, dia masih tetap mempertahankan karyawan yang bekerja dengan total 1.400 orang dan tidak ada satu pun kena PHK.

“Awal Covid-19, pasar offline kita habis 90 persen. Omzet kita tinggal tersisa 5-10 persen. Saya berusaha keras untuk memunculkan ide-ide baru, karena penjualan sepatu sekolah yang menjadi ciri khas Aero anjlok,” ungkapnya.

Untuk mempertahankan ribuan karyawannya, akhirnya Rico memulai mendesain dan memproduksi jenis sepatu yang ngetren dan disukai kalangan muda. Dia mengakui medio Februari – April susah recovery produk, sehingga dia pun memberanikan diri mendesain sepatu kekinian.

Mulai April 2020, Rico selain memproduksi desain baru. Dia juga melirik pasar online melalui media sosial Instagram. Tak disangka, beberapa produksinya direspons positif pasar hingga kekurangan stok.

“Saya beralih online karena melihat ada peluang bisnis. Tak tahunya pasar online lebih menjanjikan, perkembangan sangat pesat dibanding offline. Sebelum pandemi kapasitas produksi 6.000 pasang sepatu, saat ini sebanyak 7.200 menuju 9.000 pasang sepatu per hari,” terangnya.

Menurutnya, pada era sekarang, bila menggunakan penjualan offline membutuhkan waktu yang lama. Rico mencontohkan, penjualan ke Papua saja butuh waktu 2 bulan.

“Datang ke distributor salesnya masih nego, toko grosir, lalu jual ke retail, toko retail baru ke konsumen. Kalau online, saya pasang iklan. Saya klik 1 detik konsumen langsung bisa beli. Pabrik langsung ke konsumen dengan 98 persen omzet kita di online,” terangnya.

Kebangkitan Aerosteet

Dia mengingat, pada awal kebangkitan Aerostreet, sepatu yang diburu pasar anak-anak muda yakni sepatu Aerostreet Tiger 2D Cartoon. Bisa dikatakan, seri Tiger 2D Cartoon menjadi ikhwal kebangkitan Aerostreet di pasar lokal.

Owner Aerostreet, Adhitya Caesarico menunjukkan sepatu Aerosteet Tiger 2D Cartoon. (jatengNOW/dok Instagram Adhitya Caesarico)

“Pasar luar biasa saat itu. Seri Aerostreet Tiger 2D Cartoon ludes dan terjual 2.880 pasang hanya dalam waktu 30 menit di pasar online. Harga saat itu kami lepas ke pasar Rp99.900 atau dibulatkan Rp100 ribu,” ucap Rico.

Selepas itu, Aerostreet melesat di pasar sepatu lokal. Selebritis Tanah Air pun sering memakai sepatu produksi pabrik asal Klaten tersebut.

Rico terus mengembangkan bisnisnya. Dia lalu berkreasi dengan menggandeng selebritis Tanah Air untuk proyek sepatu kolaborasi. Beberapa sepatu kolaborasi antara lain dengan Endank Soekamti, Rown Division, LeMinerale, Pura Mangkunegaran, Crayon Sinchan, Tahilalats, dan terakhir kolaborasi dengan Dragon Ball.

Hebatnya, sepatu kolaborasi Aerostreet x Dragon Ball ludes dalam waktu 3 detik di pasar online. Tidak hanya itu, Aerostreet juga berkolaborasi dengan Gibran Rakabuming Raka.

Adhitya Caesarico mengatakan, sepatu kolaborasi dengan Gibran tersebut mengangkat motif batik kawung dan dirilis mulai dari ukuran 36 hingga 46.

“Intinya Mas Gibran minta supaya bisa dipakai banyak orang, harga harus terjangkau dan diproduksi terus. Biar banyak yang bisa merasakan. Termasuk yang memiliki ukuran sepatu gede. Karena selama ini produk sepatu lokal memang jarang yang mengeluarkan produk dengan size besar,” ujarnya.

Rico mengaku bangga, sepatu Aerostreet dipakai Gibran Rakabuming Raka saat Debat Cawapres pada Jumat 22 Desember 2023.

Kepada JatengNOW, Owner Aerostreet, Adhitya Caesarico membenarkan sepatu itu buatan Aerostreet. Dia juga baru menyadari saat membaca berita sepatu Aerostreet dipakai Gibran saat Debat Cawapres.

“Sempat kaget juga, ternyata Mas Gibran pakai sepatu Aerostreet seri Hoops. Sampai saat ini Aerostreet masih memproduksi Hoops warna hitam putih dengan harga Rp149 ribu,” tutur Rico, sapaan karib Adhitya Caesarico saat dihubungi JatengNOW, Sabtu 23 Desember 2023.

Menurutnya sejak menjabat Wali Kota Surakarta Gibran memang kerap memakai produk lokal dan bahkan sempat berkolaborasi dengan Aerostreet.

“Malah tahu dari baca di berita (kalau Gibran pakai Aerostreet). Memang asli Mas Gibran support lokal dan UMKM. Jamnya juga brand lokal, jadi contoh buat anak muda yang lain juga,” pungkas Rico. (jn01)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *