Sekaten Art Festival 2025, Gusti Moeng Apresiasi Wong Solo Group Dukung Seni Budaya Keraton

Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng (JatengNOW/Dok)
SOLO, JATENGNOW.COM – Sekaten Art Festival kembali memeriahkan Sitihinggil Keraton Surakarta dengan rangkaian pentas seni pada 29 Agustus hingga 3 September 2025 setiap pukul 19.00 WIB. Festival yang telah memasuki tahun keenam ini menampilkan puluhan penampilan dari berbagai sanggar seni, tidak hanya dari wilayah eks Karesidenan Surakarta, tetapi juga dari daerah lain seperti Sidoarjo dan Salatiga.
Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, menyampaikan apresiasinya kepada Wong Solo Group milik Puspo Wardoyo yang konsisten mendukung kegiatan seni budaya di lingkungan Keraton.
“Pak Puspo Wardoyo saya mewakili Keraton Surakarta Hadiningrat dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan bantuannya yang terus-terus untuk acara-acara di Keraton, tidak hanya upacara-upacara Keraton. Alhamdulillah, untuk malam hari ini hari ke-4 festival Sekaten Art akan tampil 12 tarian dari 4 sampai 5 sanggar. Ini sanggar dari seluruh eks Karesidenan Surakarta, bahkan juga dari Sidoarjo dan Salatiga. Kami sudah tahun keenam selalu mengadakan pentas seni bersamaan dengan Sekaten,” ungkap Gusti Moeng.
Menurutnya, keunikan festival ini terletak pada antusiasme para seniman yang tampil secara sukarela. “Mereka memang ingin tampil. Kita hanya menyediakan konsumsi untuk para penari. Seperti kemarin dari Sidoarjo datang 12 orang, dari Semarang sampai menampilkan lima tarian sekaligus,” tambahnya.
Festival menampilkan keragaman seni, mulai dari tarian tradisional hingga garapan baru dengan sentuhan modern. Beberapa di antaranya bahkan telah mewakili Jawa Tengah di kancah internasional, seperti Tari Rojomolo.
Meski sempat berbarengan dengan aksi ricuh di kawasan Gladak, Gusti Moeng menegaskan bahwa festival tetap berjalan lancar dan mendapat dukungan masyarakat. Kehadiran siswa-siswi dari berbagai sekolah, termasuk SMA Santa Yosef, juga menegaskan adanya regenerasi seniman muda di Solo.
Yang menarik, ada penari cilik berusia dua tahun yang sudah mampu menghafal gerakan tarian dan mengikuti alunan gending dengan baik. Bagi Gusti Moeng, hal itu menjadi bukti bahwa seni dan budaya masih kuat mengakar di masyarakat Solo dan sekitarnya.
Sekaten Art Festival diharapkan terus menjadi ruang ekspresi seni dan budaya sekaligus mempererat hubungan masyarakat dengan tradisi Keraton Surakarta. (jn02)