Selamatkan Pesisir, Gubernur Jateng Tekankan Pentingnya Perawatan Mangrove Usai Penanaman

Selamatkan Pesisir, Gubernur Jateng Tekankan Pentingnya Perawatan Mangrove Usai Penanaman (JatengNOW/Dok)
PEMALANG, JATENGNOW.COM – Rehabilitasi wilayah pesisir tidak cukup hanya dengan menanam mangrove. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menekankan pentingnya perawatan dan pemantauan berkelanjutan terhadap tanaman mangrove dan cemara laut yang telah ditanam.
Hal itu disampaikan Gubernur Luthfi saat membuka program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah di Pantai Kertosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jumat (27/6/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari Gerakan Menanam dan Merawat 12 Juta Mangrove untuk periode 2025–2029 yang digagas Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara.
“Jangan hanya gagah kita menanam, tapi tidak merawat. Saya minta Bupati/Wali Kota, BUMD, dan Dinas Lingkungan Hidup, begitu tanam satu minggu segera cek apakah tanaman bisa tumbuh atau tidak,” tegas Luthfi.
Ia menyebut, selama ini penanaman mangrove memang sering dilakukan, namun hasilnya tidak maksimal karena kurangnya pengawasan dan tindak lanjut. Menurutnya, rehabilitasi pesisir harus menjadi tanggung jawab bersama semua pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat.
Program ini selaras dengan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui program Mageri Segoro, yang telah dimulai di Kabupaten Brebes. Luthfi menargetkan hingga akhir 2025 akan tertanam 1,5 juta bibit mangrove di sepanjang pesisir utara dan selatan Jateng.
“Mageri Segoro itu intinya, bagaimana agar laut kita tidak mengganas sampai ke daratan. Kita buat pagar di segoro (laut). Garis pantai Jawa Tengah itu panjangnya 997 kilometer, dan harus kita jaga bersama,” jelasnya.
Gubernur berharap gerakan ini menjadi solusi terhadap abrasi dan rob yang terus mengancam permukiman pesisir, sekaligus menciptakan ekosistem pantai yang lestari dan produktif bagi warga sekitar.
Ketua Yayasan Kelola Lingkungan Pesisir Nusantara, Ardas Patra, mengatakan gerakan penanaman di Pantai Kertosari menjadi bagian dari kegiatan menanam 5.000 pohon mangrove di sembilan desa terdampak abrasi dan rob di Kabupaten Pemalang.
“Gerakan ini akan diperluas ke wilayah pesisir Kabupaten dan Kota Pekalongan serta Kabupaten Batang. Total lahan yang direhabilitasi mencapai 132 hektare dengan kebutuhan sekitar 500 ribu bibit mangrove yang ditanam secara bertahap selama enam bulan,” papar Ardas.
Ia menambahkan, setiap desa akan dikoordinasikan oleh sekitar 10 relawan yang tidak hanya menanam, tetapi juga aktif merawat serta memberikan edukasi kepada warga tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove.
“Yang paling berat dari menanam mangrove itu justru edukasi ke masyarakat. Karena masa kritis tanaman ini panjang, dan harus dilalui agar bisa bertahan hidup dan benar-benar bermanfaat bagi pantai,” ujarnya.
Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap gerakan ini. Ia menyebut upaya rehabilitasi mangrove sebagai langkah nyata dalam menyelamatkan lingkungan dan generasi mendatang.
“Saya berterima kasih kepada pegiat lingkungan. Ini bentuk kesadaran kolektif yang sangat berarti untuk masa depan lingkungan, khususnya wilayah pesisir,” kata Muzani.
Ia juga memuji program Mageri Segoro dari Gubernur Luthfi sebagai langkah strategis dalam menjaga garis pantai dari ancaman kerusakan jangka panjang.
“Pagar laut itu meskipun efeknya jangka panjang, memang harus dilakukan mulai sekarang,” tandasnya.
Program Selamatkan Pesisir Jawa Tengah diharapkan tidak hanya menjadi simbol gerakan lingkungan, tetapi juga solusi konkret yang berkelanjutan bagi ketahanan pesisir di wilayah Jawa Tengah. (jn02)