Sembilan Warga Jepara Meninggal Akibat Demam Berdarah

0

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko (JatengNOW/Dok)

JEPARA, JATENGNOW.COM – Pemerintah Kabupaten Jepara mengantisipasi kenaikan signifikan kasus demam berdarah dengue (DBD). Di tengah hari libur kerja pada Sabtu (24/2/2024), pemerintah daerah mengumpulkan seluruh lurah dan petinggi, kepala Puskesmas, pimpinan rumah sakit, hingga organisasi profesi dan kepala perangkat daerah dalam rapat koordinasi penanganan dan pemberantasan penyakit tersebut. Kegiatan yang dilangsungkan di Pendopo R.A. Kartini Jepara ini digelar setelah sembilan warga Jepara meninggal akibat DBD per 22 April 2024.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko yang mewakili Penjabat Bupati Edy Supriyanta yang memberi pengarahan dalam kegiatan tersebut mengatakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara mencatat telah ada 507 kasus. Jumlah itu terdiri dari 436 tersangka, 62 kasus positif DBD, dan 9 meninggal. Dia menginstruksikan langkah cepat pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Dari sini langsung action PSN-nya. Jangan mengumpulkan lagi unsur di bawah. Nanti malah action-nya nggak jalan-jalan,” kata Edy Sujatmiko dalam acara yang acara yang dihadiri Kasdim 0719/Jepara Mayor Arm. Syarifudin Widianto dan Kasi Dokkes Polres Jepara Sri Anik. Turut hadir, Asisten Pemerintahan dan Kesra Ratib Zaini, Asisten Perekonomuan dan Pembangunan Herry Yulianto, dan para kepala perangkat daerah.

“Meski fogging bukan solusi terbaik, jika memang diperlukan untuk memberi sugesti kepada masyarakat, lakukan. Tapi PSN harus benar-benar jalan. Pak Camat dan Pak Petinggi silakan berdayakan masyarakat untuk mengaktifkan jumantik (juru pemantau jentik) dalam diri masing-masing warga dan keluarga,” tambahnya.

Saat memberi laporan, Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Dokter Eko Cahyo Puspeno menyebut kondisi terakhir DBD di Jepara sebagai “situasi yang menghawatirkan”. Dia menyebut perlunya langkah antisipasi agar tidak merebak.

“Saat ini rumah sakit penuh dengan pasien, bahkan meluber sampai UGD (unit gawat darurat). Ada kalanya di UGD antri sampai sepuluh pasien,” katanya.

Menurut Eko, ini merupakan siklus lima tahunan. Selain memaparkan petunjuk sejumlah upaya antisipasi teknis, dia menekankan banyaknya kasus DBD pada anak-anak.

“Apakah dengan ini kita berpikir di mana anak-anak mendapati gigitan nyamuknya? Apakah mungkin di sekolah? Maka saya terima kasih Kepala Disdikpora sudah membuat edaran ke sekolah. Juga Kemenag,” kata dia.
Dokter Eko menambahkan, jumlah 9 warga meninggal dengan total DBD dan tersangka yang mencapai 507 kasus itu, hampir menyamai total kasus sepanjang tahun 2023.

Jumlah jasus itu terjadi dalam kondisi rata-rata angka bebas jentik masih di bawah 95 persen. “Itu terjadi di semua wilayah Jepara,” tambahnya

Dia juga menekankan langkah paling efektif mencegah DBD adalah PSN rutin seminggu sekali dan serentak. (jn03)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *