Seputar Ramadan: Bubur Samin Khas Banjar Kembali Memanjakan Lidah Warga Solo

0

Seputar Ramadan: Bubur Samin Khas Banjar Kembali Memanjakan Lidah Warga Solo (JatengNOW/Dok)

SOLO, JATENGNOW.COM – Tradisi Ramadan di Masjid Darussalam, Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta, kembali hadir dengan bubur Samin khas Banjar. Bubur ini menjadi menu takjil primadona yang selalu dinanti-nanti warga.

Sejak sore hari, halaman masjid di Jalan Gatot Subroto Nomor 161 Jayengan dipadati warga yang antre untuk mendapatkan bubur Samin. Tua, muda, dan anak-anak tampak sabar menunggu giliran untuk mencicipi bubur istimewa ini.

Rita Dwi Wulandari, warga Telukan, Sukoharjo, mengaku tak pernah melewatkan kesempatan untuk mencicipi bubur Samin di Masjid Darussalam. Rasa rempah yang khas dan kelezatan bubur ini membuatnya rela antre panjang.

“Setiap hari antre bubur. Bubur ini rasa rempahnya bikin kita ingin datang lagi,” tuturnya.

Bagi Yamti, warga Sangkrah, Solo, bubur Samin ini memiliki rasa yang unik dan mengenyangkan. Ia pun tak ragu untuk kembali antre di hari berikutnya.

“Enak, rasa saya rempahnya enak. Kenyang juga,” ucapnya.

Tradisi bubur Samin di Masjid Darussalam ini sudah berlangsung sejak tahun 1985. Awalnya, bubur ini disediakan untuk buka puasa bersama warga Banjar yang merantau di Solo. Seiring waktu, bubur ini menjadi menu favorit semua kalangan, baik muslim maupun nonmuslim.

Ketua Takmir Masjid Darussalam, Muhammad Rosyidi Muchdor, menjelaskan bahwa bubur Samin ini dibuat dengan 47-48 kg beras per hari. Dari jumlah tersebut, dihasilkan 250-1.300 porsi bubur. Sebanyak 200 porsi dibagikan untuk takjil di masjid, sedangkan sisanya dibagikan kepada masyarakat sebelum waktu buka puasa.

Dana untuk pembuatan bubur ini berasal dari donasi para alumnus Masjid Darussalam yang tersebar di berbagai daerah.

“Yang dari Singapura memberi 1,5 ton beras, dari Pemkot Surakarta memberi 1,5 ton beras. Alhamdulillah, kita memutar dan dapat donasi,” pungkasnya.

Kehadiran bubur Samin di Masjid Darussalam ini menjadi salah satu daya tarik Ramadan di Solo. Tradisi ini tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antar sesama. (jn02)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *