Soto Vaganza dan Semarang Night Carnival 2025 Gaungkan Budaya dan Kuliner Ibu Kota Jateng

Soto Vaganza dan Semarang Night Carnival 2025 Gaungkan Budaya dan Kuliner Ibu Kota Jateng (JatenGNOW/Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Ribuan warga memadati pusat Kota Semarang pada Minggu (4/5/2025) untuk menyemarakkan dua agenda besar perayaan Hari Jadi ke-478 Kota Semarang, yakni Soto Vaganza dan Semarang Night Carnival (SNC). Kedua acara ini digelar Pemerintah Kota Semarang sebagai wujud perayaan budaya sekaligus promosi kuliner khas daerah.
Salah satu daya tarik utama adalah Soto Vaganza, yang menyediakan 4.478 porsi soto gratis kepada masyarakat. Soto disajikan lengkap dengan lauk pelengkap seperti tempe, sate kerang, sate ayam, dan perkedel. Acara ini melibatkan lima soto legendaris Kota Semarang—Soto Bangkong, Soto Mas Boed, Soto Neon, Soto Pak Darno, dan Soto Pak Ra’an—serta 46 pelaku UMKM kuliner lokal.
Yuni Nur Azizah, warga Pringapus, Kabupaten Semarang, menjadi salah satu pengunjung yang merasakan langsung semaraknya acara. Setelah mengantre selama sekitar 30 menit, ia berhasil mendapatkan semangkuk soto lengkap. “Senang banget, sotonya enak. Antre panjang, tapi puas,” ujarnya.
Pelaku usaha Soto Bangkong, Anik Listiawati, menyambut positif kegiatan ini. Ia menyebutkan bahwa keikutsertaannya bukan hanya bentuk dukungan terhadap HUT Kota Semarang, tetapi juga menjadi upaya merangkul semua pelaku usaha soto di kota ini. “Kami ingin tunjukkan bahwa semua penjual soto punya tempat yang sama, tanpa sekat kelas,” jelasnya.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menyatakan bahwa tingginya animo masyarakat bisa menjadi alasan menjadikan Soto Vaganza sebagai agenda tahunan. Ia menjelaskan bahwa Soto Semarang memiliki karakteristik tersendiri dibanding soto dari daerah lain, seperti kuah bening dan kombinasi lauk pelengkap yang khas. “Acara ini digagas langsung oleh lima penjual soto legendaris, bukan dari dana APBD. Ini bentuk kecintaan pada kuliner Semarang,” kata Agustina.
Ia juga menyebut wacana untuk mengusulkan Soto Khas Semarang sebagai warisan budaya tak benda ke pemerintah pusat. “Kalau memang diniatkan, harus didukung dengan narasi sejarah dan penelitian yang tepat,” imbuhnya.
Sementara itu, kemeriahan berlanjut dengan Semarang Night Carnival (SNC) yang telah memasuki tahun ke-13. Acara ini menghadirkan lebih dari 150 peserta parade kostum, yang berjalan dari kawasan titik nol kilometer (Kantor Pos Johar) menuju Balai Kota Semarang. Ribuan warga menyemut di sepanjang rute untuk menyaksikan parade penuh warna.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso, menjelaskan bahwa SNC 2025 mengusung tema “Perisai Nusantara”, yang merepresentasikan semangat kebangsaan dan kebhinekaan melalui empat subtema: Burung Cendrawasih, Burung Merak, Bunga Anggrek, dan Penjor. Tema ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia sekaligus identitas Kota Semarang sebagai kota dengan keragaman budaya yang dinamis.
“Semarang adalah miniatur Indonesia, tempat budaya dan peradaban berkembang secara harmonis,” tutur Wing.
Dengan antusiasme tinggi dari masyarakat dan partisipasi aktif dari pelaku budaya serta kuliner, gelaran perayaan HUT ke-478 Kota Semarang ini menjadi refleksi semangat kolektif warga dalam menjaga dan mempromosikan warisan daerah. (jn02)