Tim Kurator Resmi Umumkan PHK Massal PT Sritex, Aset Perusahaan Segera Dilelang

58 Tahun Sritex: Bertahan di Tengah Badai Ekonomi Dunia (JatengNOW/Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Tim Kurator PT Sri Rejeki Isman, Tbk (Sritex) bersama tiga perusahaan afiliasinya, PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandijaya, mengumumkan bahwa seluruh operasional perusahaan akan dihentikan total. Keputusan ini diambil setelah opsi kelanjutan usaha (going concern) dinyatakan tidak memungkinkan akibat keterbatasan modal kerja dan tingginya beban operasional.
Menurut Tim Kurator, kondisi keuangan perusahaan yang terus memburuk membuat proses kepailitan harus diselesaikan dengan cara pemberesan melalui penjualan aset.
“Working capital tidak tersedia, pemasukan sangat terbatas, sementara biaya operasional seperti tagihan listrik dan gaji karyawan terlalu tinggi. Hal ini membuat kelangsungan usaha tidak mungkin dipertahankan,” jelas perwakilan Tim Kurator dalam pernyataan resmi Sabtu (1/3/2025).
Keputusan PHK massal bagi seluruh karyawan diumumkan pada 26 Februari 2025 setelah rapat kurator dan manajemen perusahaan. Tim Kurator menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk mencegah semakin besarnya kerugian terhadap harta pailit.
“Dengan berat hati, kami harus memutuskan untuk melakukan PHK kepada seluruh karyawan karena skema going concern tidak dapat dijalankan,” ungkapnya.
Pada Rapat Kreditor tanggal 28 Februari 2025, Hakim Pengawas menetapkan bahwa seluruh aset perusahaan akan dilelang dan hasilnya digunakan untuk menyelesaikan kewajiban kepada para kreditor. Proses pemberesan akan segera dilakukan dengan penilaian aset oleh Kantor Jasa Penilai Publik sebelum dilelang secara resmi.
Tim Kurator juga membuka opsi bagi investor yang berminat untuk membeli aset secara terintegrasi maupun parsial.
“Kami juga mempertimbangkan opsi menyewakan pabrik dan mesin kepada pihak ketiga sebelum aset terjual, sehingga karyawan yang terkena PHK masih memiliki peluang untuk bekerja kembali melalui penyewa baru,” tambahnya.
Dengan langkah ini, Tim Kurator berharap aset perusahaan tetap terjaga dan tidak terbengkalai selama proses likuidasi berlangsung, sekaligus memberi peluang kerja bagi ribuan karyawan yang terdampak PHK. (jn02)