Tingkatkan Keterampilan, 80 Mustahiq di Banjarnegara Ikuti Pelatihan Beragam Usaha dari Barbershop hingga Teknisi las
BANJARNEGARA, JATENGNOW.COM – Dalam rangka membantu mustahiq (penerima zakat) keluar dari lingkaran kemiskinan, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Banjarnegara mengadakan pelatihan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) selama 3-10 hari. Sebanyak 80 orang mustahiq mengikuti pelatihan ini dengan penuh semangat.
Pelatihan UEP ini diharapkan dapat membekali para mustahiq dengan keterampilan baru yang dapat mereka gunakan untuk membuka usaha dan meningkatkan penghasilan. Terdapat empat jenis pelatihan yang diberikan, yaitu Usaha cuci baju (laundry), Potong rambut (barbershop), Teknisi las dan Pertukangan kayu.
Menurut Sekretaris Baznas, Eko Juniadi, pelatihan ini merupakan salah satu upaya Baznas Banjarnegara untuk membantu mustahiq mencapai kemandirian ekonomi.
“Melalui pelatihan ini, diharapkan para mustahiq dapat memperoleh keterampilan baru yang dapat mereka gunakan untuk membuka usaha dan meningkatkan penghasilan,” jelas Eko.
Pelatihan ini dilaksanakan di beberapa lokasi, yakni pelatihan las listrik dan tukang kayu di kantor Dinas Tenaga Kerja Banjarnegara sementara pelatihan barbershop dan laundry di gedung Baznas setempat.
Baznas Banjarnegara menyediakan dana sebesar Rp 228 juta untuk membiayai pelatihan, konsumsi, dan peralatan bagi para peserta. Selain itu, Baznas juga akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap para peserta setelah selesai pelatihan.
Asisten Pembangunan Sekda Banjarnegara, Riatmodjo Ponco Nugroho, berpesan kepada para peserta untuk mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh dan menerapkan ilmu yang diperoleh sebaik-baiknya.
“Jangan jual alat-alat yang diberikan karena akan ada pengawasan dan survei dari Baznas,” pesannya.
Riatmodjo berharap, hasil dari pelatihan UEP ini dapat menjadi bekal bagi para mustahiq untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Dengan memiliki keterampilan baru, mereka dapat membuka usaha dan meningkatkan penghasilan, sehingga lambat laun mereka dapat keluar dari lingkaran kemiskinan dan menjadi muzaki (pemberi zakat) bukan lagi menjadi mustahiq (penerima zakat).
Salah seorang peserta pelatihan, Wiji Sukmana, mengaku senang mengikuti pelatihan tersebut.
“Alhamdulillah saya bisa ikut kursus ini. Rencananya, saya mau buka bengkel las sendiri nantinya,” ungkapnya. (jn02)