Yayasan Generasi Lintas Budaya Ajak Generasi Muda Kenali Pancasila untuk Redam Aksi Negatif
SOLO, JATENGNOW.COM – Yayasan Generasi Lintas Budaya (YGLB) mengajak generasi muda, khususnya Gen Z, untuk lebih mengenal falsafah Pancasila. Hal ini dilakukan untuk meredam aksi negatif yang marak dilakukan oleh generasi muda, seperti tawuran dan geng motor.
KGPH Ndaru Kusumo, penasehat YGLB, mengatakan bahwa pemahaman terhadap Pancasila akan membuat generasi muda lebih sadar akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Sebenarnya, jika memahami Pancasila tentu hal itu tak akan terjadi. Apalagi, mereka para anak muda ini merupakan generasi penerus di kemudian hari,” kata KGPH Ndaru Kusumo.
Menurutnya, tindakan negatif yang generasi muda lakukan itu sebenarnya hanya butuh penyaluran wadah positif. Sehingga, mereka bisa berkreasi ke arah yang lebih baik.
“Kurangnya wadah untuk penyaluran ke arah positif, membuat gen-z lebih memilih cara instan untuk mendapat perhatian publik. Ya, seperti itu (tawuran, geng motor-red) yang terjadi,” jelasnya.
Mengatasi permasalahan tersebut, YGLB menggagas kegiatan bertajuk Melodi Kebangsaan yang menjadi wadah untuk generasi muda saat ini. Kegiatan ini akan menghadirkan karya-karya musik yang selaras dengan perkembangan zaman, namun tetap tidak terlepas dari nilai-nilai luhur Pancasila.
“Melodi Kebangsaan sebetulnya dari dasar hati kami, ingin berkolaborasi dengan kolerasinya anak-anak milenial terutama bagaimana kita bisa bersenyawa untuk bonus demografi 60% atau yang terkenanya gen z ini kan. Kami akan tumbuhkan jiwa kebangsaannya melalui budaya melalui seni musik-musik yang bisa senyawa dengan perkembangan zaman ini itu. Harapan kami, tidak terlepas dari nilai-nilai luhur norma-norma luhur dari bangsa dan negaranya sendiri yaitu ideologi Pancasila,” terang KGPH Ndaru Kusumo.
Dia berharap, bahwa Melodi Kebangsaan dapat mengurangi efek-efek negatif kenakalan remaja yang marak terjadi di kalangan generasi muda.
“Sebetulnya efek negatif itu, tanggung jawab kita bersama. Mereka nggak bisa disalahkan juga. Mungkin anak muda itu kan, kalau melakukan sesuatu pasti mencari perhatian. Sebenarnya secara psikologi, anak muda itu melakukan tawuran, ya kita harus intropeksi diri juga sebagai orang tua. Berarti anak melakukan itu, pasti ada sesuatu ada something. Dia mencari perhatian sebenarnya, nah perhatian itulah yang harus kita wadai kan. Sehinggan, akar masalah perlu kita temukan,” katanya (jn02)