Pencegahan Penyakit Kulit di Kalangan Warga Binaan, Ditjen PAS : Pengecekan Berkala Rutin Dilakukan

0

Pencegahan Penyakit Kulit di Kalangan Warga Binaan, Ditjen PAS : Pengecekan Berkala Rutin Dilakukan (JatengNOW/Dok)

SOLO, JATENGNOW.COM – Penyebaran penyakit kulit menular menjadi perhatian serius bagi warga binaan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) di seluruh Indonesia. Kondisi overcapacity di banyak lapas dan rutan membuat risiko penularan penyakit meningkat. Untuk mengatasi hal ini, Ditjen Pemasyarakatan (PAS) telah meningkatkan upaya pelayanan kesehatan dan melakukan pengecekan berkala kondisi kamar tahanan.

Direktur Perawatan Kesehatan dan Rehabilitasi Direktorat Jendral Pemasyarakatan, Elly Yuzar, menekankan pentingnya pengecekan berkala untuk mendeteksi dan menangani penyakit secara cepat.

“Pengecekan berkala ini sangat kami tekankan, untuk melihat kondisi secara langsung. Sehingga, jika ditemukan munculnya penyakit tersebut, dapat dengan cepat dilakukan penanganan,” jelas Elly Yuzar saat ditemui di sela kegiatan seminar di Hotel Haris Solo pada Kamis (25/7/2024).

Meski terdapat keterbatasan petugas kesehatan di dalam lapas, Elly Yuzar menyatakan pihaknya melibatkan warga binaan yang telah dilatih sebagai kader kesehatan untuk turut serta mengawasi penyebaran penyakit menular.

“Mereka kita seleksi dan dilatih untuk menjadi kader kesehatan. Sehingga, mampu mendeteksi adanya penyakit menular di antara warga binaan,” jelasnya.

Selain itu, Ditjen PAS juga berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mengatasi penyebaran penyakit kulit dan TBC di dalam penjara.

“Tentunya, butuh keterlibatan seluruh pihak, agar warga binaan ini tidak terjangkit penyakit menular saat menjalani masa hukuman,” tegasnya.

Kepala Rutan Kota Solo, Urip Dharma Yoga, menyatakan bahwa screening awal dilakukan sejak tahanan masuk untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular.

“Jadi, sejak awal masuk Rutan sudah dilakukan screening awal. Apakah memiliki penyakit bawaan, alergi, dan kebiasaan lainnya. Jadi, bisa menjadi catatan bagi kami,” jelas Urip.

Jika ditemukan warga binaan yang terjangkit penyakit di dalam tahanan, mereka akan dirawat sampai sembuh di tempat isolasi yang terpisah dari tahanan lainnya.

“Tempat isolasinya juga khusus, terpisah dengan tahanan atau narapidana yang lain,” katanya.

Kegiatan yang melibatkan berbagai stakeholder ini mengusung tema ‘Penguatan Jejaring Stakeholder Eksternal dan Pendampingan Teknis Pengendalian Penyakit Menular (HIV-AIDS dan TBC) Pada Satker Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan Ham Jawa Tengah’. (jn02)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *