Keraton Solo Laporkan Insiden Pengeroyokan Saat Perayaan Sekaten ke Polresta Solo

0
image-57

Kericuhan Mengwarnai Perayaan Sekatenan di Keraton Kasunanan Surakarta (JatengNOW/Dok)

SOLO, JATENGNOW.COM – Keraton Solo telah melaporkan insiden pengeroyokan yang terjadi saat pembukaan perayaan Sekaten di halaman Masjid Agung Solo kepada Polresta Solo pada Senin (9/9/2024). Insiden tersebut melibatkan abdi dalem dan menantu dalem Sinuhun PB XIII, KRA Rizki Baruna Ajidiningrat, yang menjadi korban kekerasan fisik.

Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Solo, KP Dani Nur Adiningrat, mengungkapkan bahwa dua abdi dalem yang menjadi korban telah membuat laporan resmi kepada pihak kepolisian, lengkap dengan visum, dan saat ini sedang dalam tahap pemeriksaan saksi.

“Kami mendesak Polresta Solo untuk segera mengusut tuntas kejadian ini, termasuk jika ada aktor intelektual di baliknya. Kami ingin memastikan tidak ada dampak buruk di kemudian hari,” kata Dani saat konferensi pers, Jumat (13/9/2024).

Dani menegaskan pentingnya menjaga keutuhan dan keamanan rangkaian perayaan Sekaten, yang memiliki makna keagamaan dan budaya yang sangat sakral. Ia menekankan bahwa tindak kekerasan tidak dapat diterima dalam konteks apa pun, terutama dalam acara adat yang dihormati.

Menurut Dani, pihak Keraton akan tetap melanjutkan rangkaian acara Sekaten, termasuk kegiatan kondur gongso dan gunungan, yang dijadwalkan pada Senin (15/9/2024) mendatang. Ia berharap acara tersebut dapat berlangsung lancar tanpa insiden serupa.

“Kami berharap kejadian ini tidak terulang lagi, dan pihak kepolisian bisa mengambil langkah-langkah preventif. Dalam rekaman video, wajah pelaku sudah jelas terlihat,” tambah Dani.

Sementara itu, KRA Rizki Baruna Ajidiningrat menjelaskan bahwa Sinuhun PB XIII telah memberi dawuh kepada dirinya untuk membuka perayaan Sekaten dengan penabuhan gamelan. Namun, sebelum dawuh resmi disampaikan, gamelan sudah ditabuh, yang dianggap sebagai bentuk sabotase.

Rizki mengungkapkan bahwa ketika ia tiba di tempat gamelan setelah prosesi di Masjid Agung, gamelan tersebut sudah ditabuh. Ketika ia bertanya kepada pengrawit mengenai dawuh, dirinya mengalami kekerasan fisik berupa dorongan dan cekikan.

“Saya memiliki dawuh tertulis dari Sinuhun dan siap menunjukkan bukti tersebut. Kami harus mematuhi instruksi resmi dalam setiap prosesi adat,” tegas Rizki. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *