Ribuan Suporter Persis Solo Gelar Aksi Protes di Stadion Manahan

Ribuan Suporter Persis Solo Gelar Aksi Protes di Stadion Manahan (JatengNOW/Kevin Rama)
SOLO, JATENGNOW.COM – Ribuan suporter Persis Solo menggelar aksi demonstrasi di halaman parkir Stadion Manahan Solo pada Selasa (3/12) malam, saat tim kebanggaan mereka menjamu Barito Putera dalam laga lanjutan Liga 1. Pertandingan yang berakhir imbang 0-0 ini menyisakan ketegangan, lantaran aksi demo yang dilakukan sebagai bentuk protes atas performa buruk tim.
Aksi ini dipicu oleh kondisi Persis Solo yang terancam degradasi ke Liga 2 musim depan. Para suporter memilih untuk mengosongkan tribun stadion dan menyuarakan ketidakpuasan mereka di luar stadion dengan membawa spanduk-spanduk berisi pesan protes. Beberapa di antaranya bertuliskan “Politik terus, balbalane Ra diurus #kaesang #persis_solo” dan “Love Persis Solo, Hate Management”.
Selain membawa spanduk, koordinator suporter bergantian menyampaikan orasi. Suasana semakin memanas saat para suporter kompak menyanyikan yel-yel Persis Solo sambil menyalakan flare. Aksi tersebut sempat memicu gesekan dengan petugas keamanan yang berusaha mengendalikan situasi, terutama ketika suporter melemparkan bekas flare ke dalam stadion.

Untuk meredakan ketegangan, petugas kepolisian Polresta Surakarta turun tangan. Kejadian tersebut akhirnya mendapat perhatian dari manajemen Persis Solo. Direktur Persis Solo, Alfonso Dompas, menemui perwakilan suporter dan menyatakan bahwa tiga tuntutan suporter telah disetujui.
“Sekarang Yogie (asisten pelatih Persis), Abud atau Chairul Basalamah (Manajer Persis Solo), dan Arizal Perdana Putra (Direktur Bisnis Persis Solo) sudah tidak bersama kami lagi. Kami minta para suporter tetap mendukung tim,” ujarnya.
Salah satu perwakilan suporter, Beto, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk kecintaan mereka terhadap tim.
“Aksi malam ini masih sama dengan tuntutan sebelumnya karena sejauh ini kita melihat kondisi Persis masih terpuruk. Dari kemarin masih di pertengahan dan sekarang masuk ke zona degradasi,” ungkapnya.
Beto menambahkan, aksi ini juga merupakan bentuk protes terhadap manajemen Persis Solo.
“Kita pengen ada perubahan, perubahan pelatih mungkin sudah jadi salah satu opsi, tapi perubahan pelatih selalu menjadi siklus yang sama dan selalu berulang,” tutupnya. (jn02)