Mengenal Pasar Kramat di Magelang: Tempat Belanja Sambil Berdoa dan Bernazar
MUNGKID, JATENGNOW.COM – Siapa yang tak suka dengan pasar tradisional yang penuh dengan cerita dan keunikan? Salah satunya adalah Pasar Kramat Jumat Pahing, yang buka setiap 35 hari sekali atau tepat pada weton Jumat Pahing dalam penanggalan Jawa. Pasar yang terletak di Dusun Kramat, Desa Congkrang, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang ini sudah menjadi bagian dari warisan budaya yang terus hidup hingga kini. Meski hanya buka sekali dalam sebulan, pasar ini tetap ramai dikunjungi warga sekitar maupun luar desa.
Pasar ini memang tidak hanya soal transaksi jual beli, tetapi juga menjadi tempat untuk berdoa dan bernazar.
“Biasanya orang-orang datang ke sini untuk melaksanakan nazar mereka. Misalnya setelah anaknya sembuh dari sakit, mereka akan datang ke Pasar Kramat sebagai bentuk syukur,” kata Muh Kastoni, Kepala Desa Congkrang.
Punya daya tarik spiritual, pasar ini juga dianggap sakral oleh sebagian pengunjung karena adanya petilasan yang konon milik Sunan Kalijaga. Menurut cerita, Sunan Kalijaga pernah singgah di Dusun Kramat pada Jumat Pahing, dan meninggalkan beberapa barang seperti rambut dan kuku yang kini menjadi bagian dari kisah sejarah pasar ini. Rumah tempat Sunan Kalijaga berhenti tersebut kini dijadikan petilasan, yang menjadi tempat warga berdoa atau memohon berkah.
Sariyati, seorang pedagang yang sudah turun-temurun berjualan di pasar ini, menambahkan bahwa setiap pengunjung yang datang pasti meluangkan waktu untuk mencicipi kuliner khas seperti ketupat, ketan kinco, tiwul, wajik, dan tentunya bubur opor yang menjadi favorit banyak orang.
“Setiap Jumat Pahing saya jualan di sini. Biasanya pagi-pagi sudah ramai, meski sekarang pengunjungnya mulai berkurang,” ujar Sariyati yang sudah berjualan di Pasar Kramat sejak 3 generasi lalu.
Dila Eka, seorang pengunjung dari Desa Banyubiru, Dukun, mengaku datang ke Pasar Kramat untuk melaksanakan nazarnya.
“Dulu saya berdoa agar segera dipertemukan dengan jodoh, dan sekarang alhamdulillah saya sudah menemukan calon suami. Saya datang ke sini untuk minta doa dan berharap semua berjalan lancar,” tuturnya.
Meski tak seramai dulu, Pasar Kramat tetap menyajikan pesona yang khas, dengan suasana yang penuh dengan tradisi dan makanan yang menggugah selera. Pasar ini buka dari pukul 05.00 WIB hingga 10.00 WIB, dengan puncak keramaian pada pukul 06.00 WIB sampai 07.30 WIB.
Pasar Kramat memang lebih dari sekadar pasar. Di balik jajanan jadul dan keramaian, ada nilai spiritual yang dihidupkan oleh masyarakat sekitar, menjadikannya tempat yang unik dan penuh makna bagi mereka yang datang. (jn02)