Kolaborasi FPKBL dan RSPO Hasilkan Malam Batik Berbasis Sawit, Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembatik Indonesia
SOLO, JATENGNOW.COM – Kabar gembira bagi para pecinta batik dan lingkungan! Kampung Batik Laweyan, Solo, kini memiliki inovasi terbaru: malam batik sawit ramah lingkungan. Produk ini diberi label “Malam Sawit” dan merupakan hasil kolaborasi antara Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan (FPKBL) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
Ketua Forum Pengembangan Batik Laweyan, Alpha Fabela Priyatmono, menjelaskan bahwa kerja sama antara FPKBL dan RSPO telah terjalin sejak tahun 2022. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengembangkan inovasi dalam industri batik.
Kerja sama ini diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan berfokus pada pengembangan batik wax berbasis stearin, yang merupakan produk turunan minyak sawit. Bahan ini dipilih sebagai alternatif ramah lingkungan untuk menggantikan lilin berbasis parafin yang berasal dari minyak bumi.
“Pada tahun 2024, FPKBL berhasil menciptakan palm-based batik wax yang menjadi terobosan dalam industri batik berkelanjutan,” kata Alpha Fabela.
Produk inovatif ini tidak hanya melestarikan tradisi batik, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada bahan baku berbasis fosil.
Formula baru untuk lilin batik ini mengandung 60% hydrogenated palm stearin (HPS).
“Kandungan ini terbukti efektif dan ramah lingkungan, serta menawarkan pilihan yang lebih berkelanjutan bagi para pembatik,” terang Alpha Fabela.
Setiawan Muhammad, dari FPKBL, menambahkan bahwa kolaborasi ini melibatkan berbagai pihak yang berperan penting. Apical menyediakan HPS untuk pengujian, WWF mendukung pengembangan rencana aksi berkelanjutan dan pembelian produk berkelanjutan, CECT Universitas Trisakti dan Daemeter memberikan dukungan manajerial dan operasional, serta Control Union mendukung proses sertifikasi RSPO untuk FPKBL.
“Dengan dukungan tersebut, FPKBL siap untuk berpartisipasi dalam INACRAFT 2025, pameran kerajinan terbesar di Indonesia yang akan digelar pada 5-9 Februari 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC),” kata Iwan Laweyan, sapaan akrab Setiawan Muhammad.
Kehadiran malam batik sawit ini diharapkan dapat menjadi solusi ramah lingkungan bagi industri batik di Indonesia. Selain itu, inovasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing batik Indonesia di pasar internasional. (jn02)