Distribusi Daging Kurban di Solo Didorong Gunakan Wadah Ramah Lingkungan, Takbir Keliling Ditiadakan

Distribusi Daging Kurban di Solo Didorong Gunakan Wadah Ramah Lingkungan, Takbir Keliling Ditiadakan (JatengNOW/Dok)
SOLO, JATENGNOW.COM – Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H yang jatuh pada Jumat (6/6), Pemerintah Kota Surakarta mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik saat membagikan daging kurban. Wali Kota Surakarta, Respati Ahmad Ardianto, menegaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan selama pelaksanaan ibadah kurban.
Imbauan ini disampaikan dalam rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) di Mapolresta Surakarta, Selasa (3/6). Respati mengungkapkan, jumlah hewan kurban di Kota Solo tahun ini mencapai 3.139 ekor sapi, 5.929 ekor kambing, dan 302 ekor domba. Ia memastikan bahwa ketersediaan bahan pokok dan pasokan bahan bakar selama Idul Adha dalam kondisi aman.
“Kami imbau masyarakat menggunakan wadah ramah lingkungan seperti besek, daun pisang, atau baskom dalam pembagian daging kurban. Kami juga melarang keras pembuangan limbah atau jeroan ke sungai,” tegas Respati.
Selain isu lingkungan, Pemkot Solo juga menyoroti praktik penyembelihan yang tidak sesuai syariat dan berpotensi menimbulkan risiko kesehatan, seperti pengumpulan darah hewan kurban untuk dijadikan bahan makanan. Praktik semacam itu dilarang dilakukan di Solo.
Respati menambahkan, seluruh hewan kurban yang akan disembelih telah diperiksa kesehatannya oleh Dinas Pertanian. “Hingga kini, seluruh hewan dinyatakan sehat dan bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK),” katanya.
Terkait penjualan hewan kurban, Wali Kota mengingatkan pedagang musiman untuk tidak berjualan di bahu jalan. “Silakan berjualan, tapi jangan ganggu lalu lintas,” ujarnya.
Dalam Idul Adha tahun ini, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan mengirimkan satu ekor sapi kurban berbobot satu ton untuk diserahkan ke Masjid Agung Kota Surakarta pada Jumat (6/6).
Respati juga mengajak masyarakat merayakan Idul Adha dengan tertib, menjaga kebersihan, dan memperkuat nilai sosial. Pemerintah juga meniadakan tradisi takbir keliling demi alasan keamanan.
“Kami imbau masyarakat memakmurkan masjid di lingkungannya masing-masing. Takbir keliling ditiadakan,” jelasnya.
Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo, menegaskan akan dilakukan pengamanan ekstra di seluruh pintu masuk kota.
“Kami cegah konvoi takbiran dari luar kota yang kerap melanggar aturan lalu lintas. Kami masih menemukan peserta takbir yang tak memakai helm hingga naik bak terbuka, itu sangat membahayakan,” kata Catur.
Ia berharap masyarakat Solo mematuhi arahan pemerintah.
“Silakan takbiran, tapi cukup di lingkungan masing-masing demi keamanan bersama,” pungkasnya. (jn02)