Polda Jateng Petakan 11 Ormas Diduga Terafiliasi Premanisme, Termasuk Gank Santa Cruz Solo
Adapun 11 ormas yang disebutkan dalam pemetaan itu antara lain Pemuda Pancasila, GRIB Jaya, Sanek, PSHT 16, PSHW Winongo, Gank Santa Cruz Solo, Pagar Nusa, serta dua LSM, yakni Gambi dan Harimau.

Polda Jateng Petakan 11 Ormas Diduga Terafiliasi Premanisme, Termasuk Gank Santa Cruz Solo (JatengNOW/Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Polda Jawa Tengah memetakan 11 organisasi kemasyarakatan (ormas) yang diduga memiliki keterkaitan dengan praktik premanisme. Langkah ini merupakan hasil evaluasi pasca pelaksanaan Operasi Aman Candi 2025 yang digelar pada 12–31 Mei 2025.
Wakapolda Jawa Tengah Brigjen Pol Latif Usman menyampaikan, pemetaan tersebut berdasarkan hasil pengungkapan sejumlah kasus selama dua pekan pelaksanaan operasi. Dari total 916 pelaku tindak pidana yang diamankan, sebanyak 33 orang di antaranya terindikasi memiliki afiliasi dengan sejumlah ormas.
“Hal-hal bergaya premanisme dan mengancam aktivitas masyarakat, sejak kecil harus segera dihilangkan, jangan sampai menjadi ancaman besar,” tegas Latif Usman dalam keterangannya di Semarang, Selasa (3/6/2025), mengutip laporan ANTARA.
Adapun 11 ormas yang disebutkan dalam pemetaan itu antara lain Pemuda Pancasila, GRIB Jaya, Sanek, PSHT 16, PSHW Winongo, Gank Santa Cruz Solo, Pagar Nusa, serta dua LSM, yakni Gambi dan Harimau.
Selama operasi tersebut, aparat juga mengamankan barang bukti berupa 23 mobil, 65 sepeda motor, serta puluhan senjata tajam. Sebanyak 711 kasus pidana berhasil diungkap, dengan rincian 276 kasus dilanjutkan ke tahap penyidikan, dan 435 kasus dilakukan pembinaan.
Meski Operasi Aman Candi 2025 telah berakhir pada akhir Mei, Polda Jawa Tengah memastikan bahwa penindakan terhadap praktik premanisme akan tetap dilanjutkan. Satgas Antipremanisme Polda Jateng masih terus aktif menindaklanjuti berbagai keluhan dari masyarakat.
Wakapolda menegaskan bahwa penindakan tidak hanya ditujukan kepada pelaku perorangan, melainkan juga terhadap kelompok atau organisasi yang terlibat dalam praktik premanisme.
“Kami tetap butuh masukan dan partisipasi dari masyarakat, khususnya di wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau oleh pengawasan kepolisian,” ujarnya.
Polda Jateng juga berkomitmen untuk memperkuat patroli dan sambang ke pusat-pusat kegiatan masyarakat sebagai bagian dari langkah preventif menjaga situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Jawa Tengah. (jn02)