September 14, 2025

Para Fencing World Cup 2025: 17 Negara Ramaikan Persaingan di Solo

0
DSC_5608A

Tim Australia sedang melakukan sesi latihan di GOR Indoor Manahan, Surakarta, Jawa Tengah (13/09/2025). Sebanyak 66 atlet dari 17 negara akan bertanding dalam kejuaraan dunia Para Fencing World Cup 2025 yang berlangsung 15-18 September 2025 (JatengNOW/ Dok. NPC INDONESIA/Agung Wahyudi)

SOLO, JATENGNOW.COM – Kota Solo menjadi pusat perhatian dunia olahraga disabilitas dengan digelarnya Para Fencing World Cup 2025. Ajang bergengsi anggar kursi roda ini untuk pertama kalinya berlangsung di Indonesia, tepatnya di GOR Indoor Manahan, pada 15-18 September 2025.

Sebanyak 17 negara berpartisipasi, yakni Australia, Perancis, Georgia, Jerman, Amerika Serikat, Korea Selatan, Polandia, Hong Kong, Britania Raya, Spanyol, India, Irak, Jepang, Argentina, Latvia, Thailand, dan Indonesia sebagai tuan rumah. Total 66 atlet dan 47 ofisial telah tiba di Solo untuk memperebutkan medali di 15 nomor pertandingan.

Competition Manager Para Fencing World Cup Solo 2025, Andhica Harfie Herawan, mengatakan sebagian besar peserta adalah atlet berpengalaman di level internasional. “Persaingannya sudah pasti sangat ketat karena ada atlet-atlet yang pernah bertanding di Paralimpiade, terutama yang datang dari Thailand dan Spanyol,” ujarnya, Sabtu (13/9/2025).

Beberapa nama besar dipastikan tampil, di antaranya Saysunee Jana dari Thailand, peraih tiga medali emas Paralimpiade Paris 2024. Ada pula Maurice Schmidt dari Jerman, peraih emas individual sabre putra, serta Zainulabdeen Al-Madhkhoori dari Irak yang meraih perak di nomor team epee putra. Nino Tibilashvili asal Georgia dan Judith Rodriguez Menendez dari Spanyol, peraih medali perunggu Paralimpiade, juga turut ambil bagian.

Andhica menambahkan, persiapan penyelenggaraan sudah mencapai 80 persen, meliputi venue, transportasi, hingga akomodasi. Seluruh peserta diberikan kesempatan berlatih di GOR Indoor Manahan, sekaligus mengikuti proses klasifikasi bagi atlet yang baru pertama kali tampil di ajang World Cup.

Salah satu peserta, atlet Australia Sam Blade, mengungkapkan ambisinya untuk menembus peringkat 30 dunia. “Saya berlatih cukup intens, empat hari dalam sepekan, masing-masing empat jam. Target personal saya bisa masuk 30 besar, itu akan menjadi pencapaian terbaik,” kata Sam.

Selain fokus bertanding, Sam juga ingin menikmati atmosfer Kota Solo. “Saya sangat tertarik dengan kota ini. Setelah ini jika ada waktu, saya ingin berkeliling di sini,” tambahnya.

Kejuaraan ini menjadi momentum bersejarah bagi Indonesia yang untuk pertama kalinya dipercaya menjadi tuan rumah Para Fencing World Cup, sekaligus menegaskan posisi Solo sebagai pusat olahraga disabilitas internasional. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *