Seputar Ramadan: Kopi Arab Legendaris Masjid Layur Semarang, Tradisi Unik Berbuka Puasa

Kopi Arab Legendaris Masjid Layur Semarang, Tradisi Unik Berbuka Puasa (JatengNOW/Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Di antara ragam hidangan berbuka puasa di Jawa Tengah, ada tradisi unik di Masjid Layur Semarang, yaitu menikmati Kopi Arab. Tradisi ini telah berlangsung sejak lama dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para jemaah.
Setiap sore, menjelang waktu berbuka, para petugas masjid menyiapkan gelas-gelas kopi hangat yang dicampur dengan rempah-rempah seperti serai, kayu manis, kapulaga, jinten, pala, dan gula. Aroma harum kopi ini langsung menyambut para jemaah yang datang untuk berbuka puasa.
Begitu pengajian menjelang berbuka usai, jemaah yang terdiri dari tua, muda, hingga anak-anak, yang sedari tadi berada di dalam masjid, berhamburan keluar duduk rapi di titik di mana gelas kopi berada. Sembari menunggu azan yang tak lama lagi berbunyi, jemaah mengalunkan bacaan syahadat dan beberapa doa lain.
Azan magrib berbunyi, jemaah pun melafalkan doa berbuka puasa. Setelahnya, mereka meneguk kehangatan kopi dalam cangkir, bersama hidangan pembuka lain yang dihidangkan secara gratis. Mereka terlihat menikmati kopi dan lahap menikmati takjil.
Kopi Arab memiliki jejak legendaris di Kota Atlas tersebut. Racikan kopi Arab dibawa pedagang Yaman yang singgah dan menetap di kampung sekitar masjid. Mereka yang bermukim di Kampung Melayu mempunyai memiliki kebiasaan membuat kopi, sembari menunggu azan magrib tiba.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Hamid menuturkan, tradisi minum kopi Arab di Masjid Layur Semarang, sudah ada sejak dulu. Seingatnya, kebiasaan berbuka puasa dengan meneguk kopi Arab telah lama dilakukan.

“Itu awal mula komunitas jemaah dari Arab di Masjid Layur. Kebiasaan itu ya kurang lebih tahun 1802 saat masjid diresmikan itu sudah ada tradisi berbuka puasa dengan kopi,” kata Hamid ditemui usai meneguk kopi Arab di teras Masjid Layur.
Kopi dinikmati tidak hanya warga sekitar, tapi juga dinikmati oleh etnis Arab, melayu, dan lainnya. Mereka datang ke masjid untuk mengikuti salat dan berbuka puasa bersama. Jemaah bisa menikmati kopi saat berbuka puasa, maupun juga saat sehabis Salat Tarawih.
Pengurus masjid menyediakan kopi dari awal hingga akhir Ramadan. Menurut Hamid, kopi disediakan karena memang bagus untuk tubuh untuk menjaga stamina dan kesehatan si penikmat kopi. Mengingat cuaca kota yang tak menentu.
“Saat cuaca ekstrem, ketahanan tubuh bisa terjaga dengan minum kopi ini. Karena memang bagus untuk stamina, kesehatan tubuh,” ujarnya.
Hamid menerangkan, bahan minuman kopi ini yaitu campuran macam serai, kayu manis, kapulaga, jinten, kayu manis, pala, dan gula. Adapun setiap harinya, pengurus masjid menyediakan sekitar 50 gelas kopi.
“Dulu 60-70 gelas, sekarang 50 gelas untuk jemaah yang ikut berbuka puasa. Bisa kurang, bisa lebih,” imbuh Hamid.
Seorang warga penikmat kopi dan jemaah Masjid Layur, Ahmad Soleh mengaku selama Ramadan, ia selalu menyempatkan diri menikmati kopi Arab, dan mengikuti salat berjemaah di masjid.
“Kopinya nikmat, beda dengan kopi lainnya. Rasanya enak banget. Kalau minum kopi biasa di warung, kepala pusing. Kalau minum kopi ini rasanya enak banget,” tutur Soleh, warga Madura Jatim yang tinggal di Barutikung, Semarang ini. (jn02)