BIKIN ADEM! Suasana Idulfitri Penuh Kebersamaan, Umat Muslim dan Buddha Bersatu Rayakan Kemenangan
Suasana Idulfitri di Kalimanggis tak hanya dirasakan oleh umat Muslim. Umat Buddha pun turut berpartisipasi dalam kemeriahan ini.

Suasana Idulfitri Penuh Kebersamaan, Umat Muslim dan Buddha Bersatu Rayakan Kemenangan. (jatengNOW/dok Kemenag)
TEMANGGUNG, JATENGNOW.COM – Di Desa Kalimanggis, Temanggung, perayaan Idulfitri 1445 H terasa begitu istimewa. Umat Muslim dan Buddha bersatu hati merayakan hari kemenangan ini dengan penuh keceriaan dan kebersamaan.
Meskipun mayoritas penduduk Kalimanggis beragama Buddha (49%), semangat Idulfitri tak kalah semaraknya. Umat Muslim yang berjumlah 45% di desa ini, bersama-sama menyambut hari raya dengan penuh suka cita.
Sejak pagi hari, suasana di Desa Kalimanggis sudah ramai. Umat Muslim di Dusun Krajan bersiap diri untuk melaksanakan Sholat Ied di Masjid Almuhajirin. Cuaca yang cerah berawan dan sedikit berkabut tak menyurutkan semangat mereka untuk beribadah bersama.
Tepat pukul 07.00 WIB, Salat Ied dimulai. Masjid Almuhajirin dipadati umat Muslim yang ingin menunaikan sholat bersama. Usai salat, suasana penuh dengan keramaian dan kebersamaan. Umat Muslim saling bersalaman dan bermaafan, lalu berkunjung ke rumah sanak saudara.
Suasana Idulfitri di Kalimanggis tak hanya dirasakan oleh umat Muslim. Umat Buddha pun turut berpartisipasi dalam kemeriahan ini.
Bhante Thitasaddho, tokoh agama Buddha, terlihat berkunjung ke rumah-rumah warga Muslim untuk mengucapkan selamat Idulfitri.
“Selamat merayakan Idulfitri Bapak dan Ibu, Mohon Maaf Lahir dan Batin, Semoga kita semua senantiasa bahagia bersama keluarga,” ucap Bhante dengan penuh senyum dan keramahan.
Ucapan selamat dari Bhante disambut dengan penuh suka cita oleh warga Muslim. Mereka merasa senang dan bahagia atas toleransi dan kerukunan antarumat beragama di desanya.
Kepala Desa Kalimanggis, Didik Agus Susilo, menyampaikan bahwa tradisi silaturahmi dan saling memaafkan menjadi ciri khas Idulfitri di desanya. Baik Muslim maupun non-Muslim saling berkunjung dan menikmati hidangan lezat yang telah disediakan.
“Warga tetap menyiapkan makanan dan menerima tamu dari saudara atau kerabat yang beragama muslim dan saling memaafkan atau malahan dari nonmuslim juga berkunjung untuk menyambut hari kemenangan dan bersama-sama bersilaturohmi, sambil sungkem kepada kerabat yang lebih tua (sepuh) karena lebaran untuk semua,” tuturnya.
Menurutnya, tradisi ini telah dilestarikan sejak lama dan menjadi simbol kerukunan antarumat beragama di Kalimanggis. Idulfitri di desa ini menjadi momen untuk memperkuat persaudaraan dan toleransi antarwarga.
Kalimanggis: Bukti Nyata Toleransi dan Kerukunan
Perayaan Idulfitri di Desa Kalimanggis merupakan bukti nyata toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
Umat Muslim dan Buddha di desa ini hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati. Tradisi silaturahmi dan saling memaafkan menjadi pengikat persaudaraan dan memperkuat rasa persatuan di antara mereka.
Kisah Kalimanggis ini menjadi inspirasi untuk terus menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, dan dapat membangun bangsa yang lebih harmonis dan sejahtera.(jn01)