Eksportir Furnitur Jepara Dihantui Dampak Tarif Ekspor Baru Amerika Serikat -

JEPARA, JATENGNOW.COM – Kebijakan tarif baru yang diterapkan Pemerintah Amerika Serikat mulai dirasakan dampaknya oleh eksportir furnitur di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kebijakan tersebut menetapkan tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap produk ekspor asal Indonesia, termasuk furnitur.

Kenaikan tarif bea masuk itu diberlakukan sejak awal April 2025 atas instruksi langsung dari Presiden AS Donald Trump, dan rencananya akan ditangguhkan sementara selama 90 hari ke depan. Meski masih dalam tahap awal, kekhawatiran atas dampaknya sudah mulai muncul di kalangan pelaku industri mebel.

Manajer Marketing PT Raisa Furnitur, Hadiyatu Nasiah, mengungkapkan bahwa pihaknya belum bisa memastikan besarnya pengaruh kebijakan tersebut. Namun, ia mengakui bahwa langkah itu berpotensi memengaruhi daya saing produk mereka di pasar Amerika.

“Karena baru beberapa hari diberlakukan, dampaknya masih belum terlihat jelas. Tapi kami tentu bersiap jika ke depan ini berpengaruh terhadap permintaan,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Jepara Witiarso Utomo menilai kebijakan AS tersebut menjadi tantangan baru bagi upaya peningkatan nilai ekspor produk unggulan Jepara, khususnya furnitur. Ia meminta masyarakat tidak panik dan memastikan bahwa pemerintah daerah akan segera mengambil langkah strategis.

“Kami akan segera menjalin komunikasi dengan para pelaku ekspor di Jepara untuk menyusun strategi menghadapi kebijakan ini. Harapannya, daya saing produk ekspor Jepara tetap bisa dijaga,” kata Witiarso.

Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Jepara juga tengah mempertimbangkan upaya diversifikasi pasar ekspor. Selain Amerika Serikat, sejumlah negara potensial akan dijajaki untuk memperluas jangkauan distribusi produk furnitur Jepara ke pasar internasional.

Pemerintah Kabupaten berharap para eksportir tetap optimistis dan menjadikan momen ini sebagai pendorong untuk memperkuat kualitas dan branding produk lokal ke pasar dunia. (jn02)