Gubernur Ahmad Luthfi Dorong Pemberdayaan Warga Lewat Program Kecamatan Berdaya
Gubernur Ahmad Luthfi Dorong Pemberdayaan Warga Lewat Program Kecamatan Berdaya (JatengNOW/Dok. Pemprov Jateng)
SRAGEN, JATENGNOW.COM – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi secara resmi mencanangkan Program Kecamatan Berdaya di Desa Sidodadi, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Rabu (30/10/2025). Program ini menjadi langkah strategis Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memperkuat peran kecamatan sebagai simpul pemberdayaan masyarakat di tingkat lokal.
Dalam sambutannya, Gubernur Luthfi menegaskan bahwa Kecamatan Berdaya bukan sekadar program seremonial, melainkan harus berjalan secara operasional dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Program Kecamatan Berdaya ini bukan cuma dicanangkan, tapi harus operasional dan dirasakan dampaknya oleh masyarakat,” tegasnya di hadapan para bupati dan wali kota se-Jawa Tengah.
Luthfi menjelaskan, Jawa Tengah memiliki 8.573 desa, 537 kecamatan, dan 35 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk hampir 38 juta jiwa. Dengan rentang kendali yang luas, kecamatan harus menjadi perpanjangan tangan pemerintah daerah dan provinsi agar setiap warga memperoleh pelayanan yang merata.
Program Kecamatan Berdaya dirancang untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk pemuda, petani, perempuan, penyandang disabilitas, serta kelompok rentan lainnya. Gubernur Luthfi meminta para camat berperan aktif sebagai motor penggerak anak muda dan petani milenial di wilayahnya.
“Para bupati dan wali kota, arahkan camat agar jadi motor penggerak anak muda. Petani milenial harus kita siapkan supaya Jawa Tengah tetap jadi lumbung pangan nasional,” ujarnya.
Selain sektor pertanian, Luthfi juga menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dan penyandang disabilitas. Ia meminta Dinas Tenaga Kerja dan BUMD membuka kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas minimal 1–2 persen, serta memberikan pelatihan dan pendampingan hukum bagi perempuan agar mandiri secara sosial dan ekonomi.
Menurutnya, ujung dari pelaksanaan Kecamatan Berdaya adalah penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Kalau ini dijalankan, output-nya jelas — kemiskinan berkurang, SDM makin baik, dan masyarakat makin mandiri,” tutur Luthfi.
Untuk memastikan efektivitas program, ia meminta agar pelaksanaannya dievaluasi dan dilaporkan secara berkala. “Saya minta dibuatkan dasbor di ruangan kerja saya untuk memantau dan evaluasi program yang turun ke kecamatan. Provinsi hanya pembina teknis, pelaksana ada di bupati dan wali kota,” jelasnya.
Luthfi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemprov, Pemkab/Pemkot, dan masyarakat agar tidak ada desa yang tertinggal.
“Tidak boleh ada perempuan tanpa perlindungan, disabilitas tanpa pegangan, atau pemuda yang hanya mengandalkan warisan orang tua. Dengan Kecamatan Berdaya, kita wujudkan Jawa Tengah yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, melaporkan bahwa 30 kabupaten/kota telah menetapkan lokasi pilot project Kecamatan Berdaya di 123 kecamatan. Dari jumlah tersebut, 23 kabupaten/kota telah menerbitkan SK Pembina Kecamatan Berdaya, dan 16 kabupaten/kota sudah memiliki SK Tim Kecamatan Berdaya.
Untuk mendukung percepatan pelaksanaan program, Pemprov Jawa Tengah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,4 miliar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan, dan Catatan Sipil (Dispermadesdukcapil) pada Perubahan Anggaran Tahun 2025. (jn02)
