Kirab Pataka Hari Kartini di Rembang, Simbol Perjalanan Jasad dan Jiwa Sang Pahlawan Emansipasi

0
WhatsApp Image 2025-04-21 at 07.08.18_087b009c

Kirab Pataka Hari Kartini di Rembang, Simbol Perjalanan Jasad dan Jiwa Sang Pahlawan Emansipasi (JatengNOW/Miftah)

REMBANG, JATENGNOW.COM – Kirab Pataka kembali menjadi bagian penting dalam peringatan Hari Kartini ke-146 di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang digelar pada Minggu (20/4/2025) sore. Prosesi ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi memiliki makna simbolik mendalam sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan R.A. Kartini, tokoh emansipasi wanita Indonesia.

Kirab dimulai dari Museum Kartini, tempat kediaman terakhir sang pahlawan, menuju kompleks makamnya di Kecamatan Bulu. Prosesi diawali dengan pengambilan kata-kata mutiara dari peti Pataka oleh Bupati Rembang, H. Harno. Selanjutnya, Pataka tersebut diserahkan kepada perwakilan Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) untuk dikirab.

Kutipan yang dibawa dalam kirab tersebut berbunyi:
“Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut manusia, ialah menundukkan diri sendiri. Paham lama yang sudah turun temurun, tiada dapat dengan sebentar saja disisihkan akan menggantinya dengan paham baru. Berkuasa paham yang lama itu, oleh karena masih dihormati orang seluruh negeri, tetapi tumbuhan muda yang segar itu tentulah akan menang jua.”

Selain bendera Pataka yang berisi kata-kata mutiara, kirab juga membawa bendera bergambar wajah R.A. Kartini. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang, Mutaqqin, kedua elemen ini menggambarkan simbol tubuh dan jiwa sang pahlawan.

“Bendera dengan wajah RA Kartini ini melambangkan tubuh, jasad RA Kartini, sedangkan kata-kata mutiara Kartini ini sebagai jiwanya. Maka ketika kita mengkirab dari pendapa museum ke makam, seolah-olah kita mengantarkan jasad dan ruhnya RA Kartini, dari rumah menuju ke pesemayaman yang terakhir,” ujarnya.

Kirab ini diikuti oleh berbagai unsur pimpinan daerah seperti Wakil Bupati M. Hanies Cholil Barro’, jajaran Forkopimda, Pimpinan DPRD, kepala OPD, hingga pelajar dan masyarakat umum. Seluruh peserta mengenakan pakaian adat Jawa dan menaiki kendaraan yang telah dihias.

Sepanjang rute kirab, siswa dan guru dari berbagai sekolah menyambut rombongan dengan antusias. Setibanya di kompleks makam, peserta disambut oleh marching band, Forkopimcam Bulu, serta para kepala desa di wilayah tersebut. Pataka kemudian disemayamkan selama satu malam dan akan dikembalikan ke museum pada Senin dini hari.

Sebelum kirab berlangsung, peringatan Hari Kartini diisi dengan kegiatan finger painting oleh anak-anak TK di area makam. Malam harinya digelar acara Kartini Mengaji yang menghadirkan KH. Syarofuddin Ismail Qoimas. Di waktu yang sama, masyarakat juga menggelar malam tirakatan di pendapa museum.

Kirab Pataka menjadi refleksi tahunan yang mengingatkan generasi penerus akan nilai-nilai perjuangan dan pemikiran Kartini. Tradisi ini terus dipertahankan sebagai bagian dari warisan budaya yang memperkuat identitas Rembang sebagai kota sejarah perjuangan perempuan Indonesia. (jn05)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *