Konten Hoaks Meningkat, Polda Jateng Himbau Masyarakat Saring Sebelum Sharing
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Polda Jawa Tengah (Jateng) meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap maraknya berita palsu atau hoaks yang beredar di media sosial. Masyarakat diimbau untuk bertindak bijak dengan melakukan kroscek dan bersikap kritis terhadap informasi yang diterima, terutama sebelum menyebarkannya ke orang lain.
“Lakukan saring sebelum sharing berita ke orang lain. Ingat, orang yang ikut menyebarkan hoaks dapat dijerat dengan berbagai pasal, baik KUHP maupun UU ITE,” tegas Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Satake Bayu Setianto, pada hari Senin (4/3/2024).
Kabidhumas mengungkapkan bahwa penyebaran hoaks mengalami peningkatan pesat pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024. Adapun konten hoaks terbanyak terkait dengan Pemilu 2024.
“Berdasarkan data Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), platform Youtube menjadi tempat ditemukannya hoaks terbanyak, yaitu 44,6%. Diikuti oleh Facebook (34,4%), Tiktok (9,3%), Twitter atau X (8%), Whatsapp (1,5%), dan Instagram (1,4%),” jelasnya.
Selain isu politik, hoaks yang bermuatan isu-isu lain seperti bencana alam hingga penawaran kredit perbankan juga banyak ditemukan.
Kabidhumas menghimbau agar masyarakat segera menghapus konten hoaks yang diterima atau melaporkannya ke polisi atau Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Ia juga menegaskan agar masyarakat tidak menyebarkan konten hoaks karena dapat merugikan orang lain.
Untuk menangkal peredaran hoaks, Kabidhumas meminta masyarakat untuk bersikap kritis dan berkonsultasi dengan orang lain terkait beredarnya konten-konten tertentu di media sosial.
“Masyarakat dapat bergabung dengan grup-grup diskusi anti hoaks untuk menambah wawasan dan update informasi terkini,” tuturnya. (jn02)
Menurutnya, sejumlah langkah bisa dilakukan masyarakat untuk mengenali apakah suatu konten hoaks atau tidak. Langkah-langkah tersebut antara lain:
- Mengidentifikasi sumber berita apakah itu berasal dari situs berita terkemuka, agen berita resmi, atau situs yang kurang dikenal. Waspadai situs web dengan domain yang tidak biasa atau meniru situs resmi dengan menambahkan perubahan kecil pada nama domainnya
- Memeriksa Tanggal Publikasi: Periksa tanggal publikasi berita, beberapa hoaks sengaja disebar sehingga menjadi viral lagi setelah beberapa tahun berlalu.
- Memeriksa Judul yang Sensasional: Jika judul berita terdengar sangat sensasional atau menggegerkan, agar masyarakat mempertimbangkan untuk mencari sumber lain yang dapat mengonfirmasi berita tersebut
- Melakukan Verifikasi Fakta: Gunakan sumber-sumber terpercaya atau situs web verifikasi fakta untuk memeriksa apakah berita tersebut sudah diperiksa dan dikonfirmasi kebenarannya
- Memeriksa Kesesuaian dengan Sumber Resmi: Jika berita mencantumkan pernyataan atau tindakan dari pejabat pemerintah atau organisasi resmi, perlu diperiksa apakah klaim tersebut sesuai dengan pernyataan resmi dari sumber tersebut.
- Cek Foto dan Video: Periksa apakah foto atau video yang digunakan dalam berita tersebut telah disunting atau diedit dengan cara yang dapat memanipulasi konteksnya.
- Mengevaluasi Gaya Bahasa: Perlu diperhatikan bahasa yang digunakan dalam berita. Hoaks sering kali menggunakan kata-kata berlebihan, emosi berlebihan, atau klaim yang tidak mendukung dengan bukti konkret
- Memperhatikan Tanda-tanda Ciri-ciri Umum: Hoaks sering kali memiliki ciri-ciri umum seperti tautan ke situs web yang mencurigakan, ejaan dan tata bahasa yang buruk, atau klaim yang sangat tidak masuk akal.
- Menggunakan Akal Sehat: Perlu dianalisa apakah isi konten yang beredar itu masuk akal atau realistis. Bila tidak, kebenarannya perlu dipertanyakan