SOHIB Gandeng Komunitas Digital Semarang Edukasi Publik soal Perlindungan Sosial

SEMARANG, JATENGNOW.COM – Program Sobat Hebat Indonesia Baik (SOHIB) dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menggandeng kreator muda dan komunitas digital di Semarang untuk menyebarluaskan informasi terkait program perlindungan sosial (Perlinsos), termasuk bantuan sosial (Bansos) yang kini makin terdigitalisasi.
Hal ini disampaikan Direktur Informasi Publik Ditjen Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi, Nursodik Gunarjo, dalam Workshop Produksi Konten Media Sosial bertajuk “SOHIB Berkelas: Perlindungan Sosial – Lindungi yang Rentan, Kuatkan yang Bangkit”, yang digelar di Semarang, Senin (21/7/2025).
“Digitalisasi Bansos membutuhkan komunikasi publik yang efektif. Konten yang dibuat komunitas kreatif harus bisa menjelaskan, mengajak, dan membangun kepercayaan. Tanpa narasi yang kuat, teknologi hanya akan menjadi alat kosong,” ujar Nursodik.
Ia menegaskan bahwa transformasi sistem Bansos menuntut perubahan dari sisi distribusi maupun paradigma, sejalan dengan amanat Inpres Nomor 4 Tahun 2025 tentang Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Menurutnya, Bansos bukan hanya soal angka dalam APBN, melainkan jembatan keadilan sosial yang harus dibangun dengan data akurat, transparansi, dan partisipasi masyarakat. Karena itu, diperlukan keterlibatan aktif para kreator digital dan pengelola media sosial.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh mitra komunikasi publik, termasuk komunitas kreator digital untuk menyampaikan kebijakan secara bermakna,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Kominfo Provinsi Jawa Tengah, Moch Faizin, menekankan pentingnya data presisi dalam membangun narasi kebijakan yang kredibel.
“Tanpa data yang kuat, konten bisa menyesatkan. Maka, kami terus memutakhirkan dan menyinkronkan data sesuai DTSEN untuk mendukung pelaksanaan Inpres 4/2025,” katanya.
Workshop “SOHIB Berkelas” diikuti 70 peserta dari SKPD, komunitas digital, dan kreator muda. Kegiatan ini terbagi dalam dua kelas utama, yaitu Data Journalism dan Mobile Journalism.
Pada kelas Data Journalism, peserta mendapatkan materi dari Redaktur Indonesiabaik.id Indira F. Pravangasta dan Copywriter Yuli Nurhanisah. Sementara di kelas Mobile Journalism, materi disampaikan Copywriter Indonesia.go.id Rosi Triastuti dan Video Editor Audie Ichsan.
“Konten Bansos harus menjawab kebutuhan di lapangan. Peserta tidak hanya dilatih membuat konten, tetapi juga diposisikan sebagai penggerak narasi digital di daerahnya,” tegas Nursodik.
Ia menambahkan, medsos kini menjadi etalase negara.
“Yang pertama dilihat publik bukan lagi baliho, tapi unggahan digital. Tunjukkan bahwa negara hadir dan peduli,” ujarnya.
Workshop ini juga dapat diikuti secara daring melalui kanal YouTube Indonesiabaik.id dan Indonesia.go.id dengan empat sesi siaran langsung.
Nursodik berharap kegiatan ini menjadi awal gerakan literasi digital nasional.
“Kita mulai dari Semarang, lalu bergerak ke seluruh pelosok negeri. Jadilah simpul perubahan di daerah masing-masing,” pungkasnya. (jn02)