Wajah Hitam Tak Apa, Dompet Merah Semua: Kisah Inspiratif Shofyan Adi Cahyono Petani Muda Asal Semarang
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Siapa bilang jadi petani tidak bisa sukses? Kisah Shofyan Adi Cahyono, pendiri Sayur Organik Merbabu asal Kabupaten Semarang, membuktikan sebaliknya. Dari lahan seluas 1.000 meter, kini ia berhasil meraih omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan dan membuka lapangan kerja bagi belasan orang.
Cerita inspiratif itu disampaikan Shofyan dalam acara Local Hero Kabupaten Semarang bertajuk “Mendulang Inspirasi Sukses dari Local Hero Semarang” di The Wujil Resort & Conventions, Ungaran, Jumat (24/10/2025). Acara yang digelar Kejaksaan Negeri Kabupaten Semarang bekerja sama dengan Solusi Indonesia itu dihadiri 100 peserta dari kalangan mahasiswa dan pelajar SMK.
Namun suasana sempat hening ketika Shofyan bertanya, “Siapa yang cita-citanya mau jadi petani?” Hampir tidak ada tangan yang terangkat. Para peserta mengaku belum tertarik menekuni dunia pertanian karena dianggap berat dan kurang menjanjikan.
Shofyan tak menampik pandangan itu. Ia justru mengaku dulu juga berpikir sama.
“Saya dulu maunya kuliah IT, buka warnet, enak tinggal duduk dapat uang. Tapi orang tua saya bersikeras saya harus ambil pertanian. Kalau maksa kuliah IT, tanah keluarga mau dijual buat biaya kuliah,” kenangnya.
Keputusan itu ternyata mengubah hidupnya. Sembari kuliah di Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, ia mulai mengolah lahan kecil di kaki Gunung Merbabu dengan modal terbatas. Dari situ, lahirlah Sayur Organik Merbabu (SMO) yang kini memasok sayuran hingga ke luar Jawa dan Singapura.
“Wajah hitam tidak apa-apa karena kena matahari, yang penting isi dompet merah semua,” ucapnya disambut tawa peserta.
Shofyan menjelaskan, kunci suksesnya adalah mengubah cara pandang terhadap profesi petani.
“Anak muda jangan cuma jadi petani biasa, tapi jadilah pengusaha pertanian. Bisnis yang saingannya sedikit justru peluangnya besar, dan pertanian punya pasar yang tidak pernah mati—karena semua orang butuh makan,” ujarnya.
Melalui SMO, Shofyan juga berupaya memutus mata rantai panjang distribusi hasil tani agar petani mendapat harga layak dan konsumen memperoleh produk berkualitas dengan harga terjangkau. Kini, ia menjadi salah satu Duta Petani Milenial yang kerap membagikan pengalamannya ke berbagai daerah.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TPPD) Jawa Tengah, Zulkifli Gayo, yang turut hadir dalam acara itu, mengapresiasi semangat para local hero muda seperti Shofyan. Ia mendorong generasi Z untuk aktif berorganisasi dan mengikuti berbagai program pengembangan diri dari Pemprov Jateng.
“Ada 45 jenis pelatihan untuk Gen Z yang bisa diakses lewat situs zilenialjateng.id. Pemerintah ingin anak muda Jateng berdaya, kreatif, dan punya semangat wirausaha,” katanya.
Acara tersebut juga menghadirkan Ketua Komisi Kejaksaan RI, Pujiyono Suwadi, dan Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Semarang, Ismail Fahmi, dalam diskusi bertema “Korupsi Lagi… Korupsi Lagi, Bagaimana Mengatasinya?” yang mengajak anak muda berani berintegritas dan meneladani kisah sukses dari daerahnya sendiri. (jn02)
