Wali Kota Solo Teguh Prakosa Menebus Ijazah Siswa Miskin Sebelum Purna Tugas

0
image-42

Wali Kota Solo, Teguh Prakosa (JatengNOW/Dok)

SOLO, JATENGNOW.COM – Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 20 Februari 2025, menyempatkan diri untuk membantu belasan siswa miskin yang terhambat mendapatkan ijazah akibat menunggak pembayaran SPP. Pada Selasa (18/2), di Balai Kota Solo, Teguh menyerahkan ijazah tersebut kepada orang tua siswa, sebagai bagian dari upayanya mendukung pendidikan di Solo.

Teguh menjelaskan bahwa siswa yang mengalami kendala ini berasal dari sekolah swasta, mengingat sekolah negeri di Solo tidak memungut biaya SPP. “Sekolah swasta hidup dari SPP. Suka tidak suka, pemerintah membantu supaya ijazahnya dapat diserahkan untuk bekal kuliah atau kerja,” ujar Teguh.

Menurutnya, seharusnya keluarga yang kesulitan membayar SPP sudah menginformasikan masalah ini sejak dua atau tiga bulan sebelumnya, sebelum ijazah anak mereka ditahan. “Harusnya tanpa harus ijazah ditahan sekolah karena menunggak SPP, kami bisa bantu. Yang penting jika ada kesulitan, laporkan Pemkot Solo,” tambah Teguh.

Teguh juga mengungkapkan bahwa beban SPP terbesar yang dibayar untuk satu ijazah pada kesempatan tersebut mencapai sekitar Rp8 juta. Ia sempat meminta bantuan kepada Baznas Solo, namun karena Baznas hanya dapat membantu warga Muslim, akhirnya Pemkot Solo yang mengambil alih. “Dana yang dikelola Baznas Solo bersumber dari Aparatur Sipil Negara Muslim. Akhirnya Pemkot Solo bantu,” katanya.

Total beban SPP yang ditebus pada hari itu mencapai sekitar Rp30 juta, yang semuanya dikeluarkan dari dana operasional Wali Kota Solo. Teguh juga menyebut bahwa dana operasional Wakil Wali Kota Solo sekitar Rp20 juta per bulan.

Teguh mengatakan bahwa tindakan ini dilakukannya mengikuti jejak Wali Kota Solo sebelumnya, FX Hadi Rudyatmo, yang juga dikenal gemar membantu warga selama 15 tahun menjabat sebagai Wakil Wali Kota dan Wali Kota Solo. “Saya ikuti jejak Pak Rudy supaya jangan ada warga datang terus membandingkan, Pak Rudy bisa, kok yang sekarang tidak,” ungkapnya.

Salah satu warga yang menerima bantuan, Slamet (46), mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan oleh Teguh. Ia menceritakan bahwa SPP anaknya yang belum lunas sekitar Rp1 juta pada tiga tahun lalu, yang sempat menahan ijazah anaknya. Slamet bekerja di bengkel dan tidak memiliki penghasilan tetap, sehingga sangat terbantu dengan bantuan tersebut. “Saya sangat mengapresiasi bantuan dari Pak Teguh,” katanya.

Teguh berharap bahwa dengan bantuan ini, pendidikan bagi anak-anak kurang mampu di Solo bisa tetap berjalan dengan baik, meski menghadapi kendala ekonomi. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *