Pemkab Purbalingga Siapkan Langkah Pengendalian Inflasi di Bulan Ramadan

0
image-121

Pemkab Purbalingga Siapkan Langkah Pengendalian Inflasi di Bulan Ramadan (JatengNOW/Dok)

PURBALINGGA, JATENGNOW.COM – Pemerintah Kabupaten Purbalingga tengah menyiapkan beberapa langkah untuk mengendalikan inflasi di Bulan Ramadan dan Idulfitri. Salah satu fokusnya adalah stabilisasi harga komoditas pangan pokok.

Plh Bupati Purbalingga, Sudono, mengatakan, terdapat lima komoditas pangan pokok yang sering mengalami kenaikan harga saat periode tersebut, yaitu beras, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, dan cabai.

“Dinperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) akan berusaha menekan harga di pasaran,” ujar Sudono.

Kepala Dinperindag Purbalingga, Johan Arifin, menjelaskan bahwa stabilisasi harga tidak bertujuan untuk menurunkan harga serendah-rendahnya, tetapi menjaga agar daya beli masyarakat terjangkau dan para produsen tetap mendapatkan keuntungan.

“Intervensi yang dilakukan pemerintah saat ini, yaitu menetapkan harga acuan pembelian di tingkat produsen (HPP), penetapan Harga Acuan penjualan ke tingkat Konsumen (HAK), penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), operasi pasar, subsidi sarana produksi padi, dan sebagainya,” paparnya.

Harga sejumlah kebutuhan pokok saat ini tengah mengalami peningkatan dibandingkan pada awal Januari 2024. Di antaranya, harga daging ayam ras naik dari Rp35.000 menjadi Rp40.800 per kilogram, dan harga telur ayam ras naik dari Rp26.500 menjadi Rp31.000 per kilogram.

“Kenaikan harga ayam ini karena harga pakan ternak naik, seperti jagung dan harga bibit ayam (DOC),” beber Johan.

Harga cabai juga cenderung fluktuatif, saat ini cabai rawit merah seharga Rp62.000 dan cabai merah keriting Rp59.500 per kilogram. Sedangkan harga beras IR Medium turun dari Rp15.800 menjadi Rp15 ribu per kilogram, dan beras IR Premium turun dari Rp18 ribu menjadi Rp16 ribu per kilogram.

“Intervensi harga beras sudah dilakukan dengan operasi pasar bekerja sama dengan Bulog dan Puspahastama,” kata Johan.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Christoveny, menyampaikan tujuh rekomendasi strategi pengendalian inflasi. Di antaranya realisasi kerja sama antardaerah untuk pemenuhan stok pangan, penguatan BUMD dan peningkatan komitmen dalam penyerapan hasil tani lokal, perluasan program Smart Farming, dan Good Agricultural Practices.

“BUMD perlu menyerap hasil tani lokal untuk memenuhi kebutuhan lokal dulu,” kata Christoveny.

Strategi lainnya adalah pemberian fasilitas distribusi dan memotong rantai pasok pangan, replikasi toko TPID di pasar-pasar daerah, peningkatan frekuensi Gerakan Pangan Murah (GPM), dan mengintensifkan belanja bijak dan diversifikasi pangan.

Christoveny menambahkan, data inflasi Purbalingga pada bulan Februari 2024 mencapai 2,43 persen year on year (yoy).

“Angka ini lebih rendah dari inflasi Jawa Tengah yang mencapai 2,98 persen,” katanya. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *