India Jadi Rival Terberat, Ratri/Hikmat Tampil Ekstra di Polytron Indonesia Para Badminton International 2025
Leani Ratri Oktila dan Hikmat Ramdani (JatengNOW/Kevin Rama)
SOLO, JATENGNOW.COM – Persaingan ketat terjadi di perempat final Polytron Indonesia Para Badminton International 2025 yang digelar di GOR Indoor Manahan, Solo. Atlet para badminton andalan Indonesia, Leani Ratri Oktila, mengakui bahwa kompetisi kali ini terasa jauh lebih berat karena hanya diikuti oleh para pemain elite dunia.
Turnamen yang kini berstatus Grade 2 Level 1 itu mempertemukan para pemain dari peringkat 10 besar dunia. Ratri, yang juga peraih medali emas Paralimpiade Paris 2024, mengatakan bahwa atmosfer pertandingan jauh lebih serius dibanding turnamen biasanya.
“Perbedaan pasti ada, yang main di sini hanya Top 10, jadi pemain-pemain top paralympic semua turun. Biasanya di event biasa kita masih bisa santai, tapi di event kali ini semua sudah serius dari awal,” ungkap Ratri.
Tampil di tiga nomor sekaligus—Tunggal Putri SL 4, Ganda Putri SL 3–SU 5 bersama Khalimatus Sadiyah, serta Ganda Campuran SL 3–SU 5 berpasangan dengan Hikmat Ramdani—Ratri mengaku tetap optimis bisa memberikan hasil terbaik dan mempertahankan gelar juara umum untuk Indonesia.
“Optimis tentu ada, karena kami sudah latihan intens sejak awal. Jadi tinggal fokus dan menjaga kondisi,” ujarnya.

Ratri menilai kontingen India menjadi lawan paling tangguh di turnamen ini, terutama di nomor ganda putri. Ia menyebut pasangan Chirag Baretha dan Mandeep Kaur sebagai salah satu pesaing utama.
“Pertandingan kali ini lebih padat, saya main di tiga nomor dan hari ini saja sudah main empat kali. Tapi itu bagian dari perjuangan, apalagi setelah sempat absen beberapa event, ranking saya juga turun,” jelasnya.
Sementara itu, Hikmat Ramdani mengungkapkan bahwa tantangan di turnamen tahun ini lebih berat dibanding edisi sebelumnya. Ia menyebut, sejak babak awal, intensitas pertandingan sudah tinggi.
“Tahun ini terasa banget perjuangannya. Kalau dulu di level 2 masih bisa agak santai, tapi sekarang dari awal sudah harus tancap gas,” ucapnya.

Dari tribun, Ketua Umum NPC Indonesia Senny Marbun turut memberikan apresiasi terhadap perjuangan para atlet. Ia menilai turnamen ini menjadi pembuktian kesiapan Indonesia menghadapi kompetisi internasional sekaligus ajang penting dalam pengumpulan poin menuju Paralimpiade.
“Acara ini luar biasa, sangat ramah dan berkelas. Kita tidak menargetkan jumlah medali tertentu, tapi fokus pada perolehan poin agar semakin banyak atlet Indonesia yang lolos ke Paralimpiade,” jelas Senny.
Meski demikian, Senny tetap optimis Indonesia mampu meraih hasil maksimal di level tertinggi turnamen ini.
“Target kami sederhana, tampil sebaik mungkin. Tapi kalau bisa, kami yakin dua hingga tiga medali emas masih bisa kita raih,” tegasnya. (jn02)
