Menyaksikan Harmoni Budaya Lewat Tradisi Umbul Mantram di Solo

0
WhatsApp-Image-2025-01-17-at-15.52.58_efd9d806

Menyaksikan Harmoni Budaya Lewat Tradisi Umbul Mantram di Solo (JatengNOW/Dok)

SOLO, JATENGNOW.COM – Tradisi Umbul Mantram menjadi pembuka rangkaian Grebeg Sudiro di Kampung Sudiroprajan, Solo, pada Kamis (16/1/2025) malam. Acara ini menampilkan perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa yang hidup harmonis di kampung pecinan tersebut, dengan ratusan warga turut berpartisipasi dalam kirab budaya.

Kirab dimulai dari Kelurahan Sudiroprajan, melewati Bok Teko, Tugu Jam Pasar Gede, dan Klenteng Tien Kok Sie sebelum kembali ke kelurahan. Sepanjang rute, para peserta mengenakan pakaian tradisional seperti kebaya, lurik, beskap, serta busana khas Tionghoa. Mereka membawa air suci, obor, dan jodang, tandu berisi persembahan.

Jodang terbagi menjadi dua: jodang wadon berisi hasil bumi seperti buah dan sayur, serta jodang lanang yang memuat jajanan khas Sudiroprajan. Setelah kembali ke titik awal, jodang, tumpeng, dan persembahan lainnya didoakan, diikuti ritual tabur benih dan pelepasan burung serta ayam sebagai simbol kesyukuran. Tradisi ini diakhiri dengan makan bersama sebagai simbol kebersamaan.

Umbul Mantram tidak hanya menjadi wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga sarana melestarikan nilai-nilai toleransi dan akulturasi budaya. Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menekankan pentingnya menjaga kerukunan dalam keberagaman.

“Tradisi ini mengajarkan kita untuk menghormati semua agama, suku, dan budaya. Inilah yang menjadi keunggulan Solo sebagai kota toleransi,” ujar Teguh.

Ia berharap tradisi seperti ini terus dilestarikan agar menarik perhatian masyarakat luas, baik dari Solo maupun luar daerah. Grebeg Sudiro pun telah menjadi agenda nasional yang memperkuat identitas budaya Kota Solo sebagai pusat harmoni dan keberagaman. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *