Teknologi Pengering Gabah Dongkrak Kualitas dan Harga Beras Petani Sawangan

0
image

Teknologi Pengering Gabah Dongkrak Kualitas dan Harga Beras Petani Sawangan (JatengNOW/Dok)

MUNGKID, JATENGNOW.COM – Inovasi pengolahan hasil panen terus berkembang di Kabupaten Magelang. Di Kecamatan Sawangan, penggunaan teknologi pengering gabah vertical dryer terbukti membantu petani meningkatkan kualitas beras serta mendongkrak nilai jualnya. Teknologi ini diterapkan di rice milling unit milik Koperasi Produsen Gatos Bumi Jawi, yang selama ini mengelola gabah hasil panen dari para petani di kawasan tersebut.

Ketua Koperasi, Handono, menjelaskan bahwa penggunaan mesin pengering gabah lebih efektif dibanding metode manual yang masih mengandalkan sinar matahari. Teknologi vertical dryer memungkinkan pengeringan dilakukan dalam oven tertutup selama 12 jam, hingga kadar air gabah mencapai 13 persen.

“Kalau manual, saat musim hujan panasnya hanya dua jam, selebihnya hujan. Satu minggu menjemur satu sampai tiga ton pun belum tentu kering. Dengan dryer, enam ton gabah bisa kering sempurna dalam sehari,” ujar Handono, Kamis (10/4/2025).

Mesin pengering tersebut dilengkapi blower untuk memisahkan gabah isi dan gabah hampa, sehingga hanya gabah berkualitas yang digiling. Selain itu, proses sortir warna memastikan beras yang dihasilkan memenuhi standar mutu beras premium, baik untuk beras merah maupun beras putih jenis mentik wangi susu.

Dampaknya sangat signifikan bagi kualitas produk. Proses pengolahan dengan mesin ini mampu menekan jumlah beras rusak, meningkatkan jumlah beras kepala atau beras utuh, dan mengurangi menir hingga hanya 5 persen dari total produksi. Harga beras yang dihasilkan pun melonjak: untuk beras organik mentik wangi susu bisa mencapai Rp21.000 per kilogram, sementara beras nonorganik jenis IR 64 dijual antara Rp13.500 hingga Rp14.000 per kilogram.

Koperasi juga menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, seperti CV Shinta Rama di Tegal yang rutin menerima pasokan beras merah untuk bahan makanan bayi. Selain itu, produk mereka juga dikirim ke Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Total distribusi beras mencapai 10 ton per bulan.

Handono menambahkan, koperasi ini lahir dari Gabungan Tani Organik Sawangan (Gatos) sejak 2022, dan kini menaungi 34 kelompok tani dari tujuh desa dengan sekitar 50 petani di tiap kelompok. Para anggota rutin menyuplai gabah kering panen untuk diproses di rice milling unit.

Sementara itu, Bendahara Koperasi Nanik Sri Hartati menyampaikan bahwa koperasi menerima pinjaman sebesar Rp1 miliar untuk menyerap gabah dari para petani. Selain mengolah gabah milik anggota, koperasi juga membuka layanan pengeringan dan penggilingan untuk umum, dengan tarif Rp250 per kilogram beras.

Fasilitas penggilingan di Desa Mangunsari ini merupakan hasil hibah dari program UPLAND Project, yang bertujuan mendukung pengembangan pertanian organik di wilayah dataran tinggi. Proyek ini didanai oleh The Bill and Melinda Gates Foundation bersama Islamic Bank for Development (IsBD).

Tak hanya mendukung dari sisi peralatan, UPLAND Project juga membangun akses jalan tani hingga ke tengah areal persawahan, sehingga memudahkan petani membawa hasil panen ke tempat pengolahan.

Dengan dukungan teknologi dan pendampingan program, para petani Sawangan kini tak hanya mampu memproduksi beras berkualitas tinggi, tetapi juga siap bersaing di pasar regional dan nasional. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *