Dorong Investasi Hijau, Pemprov Jateng Tawarkan Enam Proyek EBT di CJREIF 2025

0

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat komitmen dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari target menuju Net Zero Emission 2060. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Central Java Renewable Energy Investment Forum (CJREIF) 2025.

image

Dorong Investasi Hijau, Pemprov Jateng Tawarkan Enam Proyek EBT di CJREIF 2025 (JatengNOW/Dok)

SEMARANG, JATENGNOW.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat komitmen dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari target menuju Net Zero Emission 2060. Hal ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Central Java Renewable Energy Investment Forum (CJREIF) 2025 yang berlangsung di Hotel Gumaya, Semarang, Kamis (26/6/2025), dengan menghadirkan sejumlah peluang investasi strategis di sektor EBT.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, dalam sambutannya yang mewakili Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, mengatakan bahwa Provinsi Jawa Tengah telah menunjukkan keberpihakan yang kuat terhadap pengembangan energi bersih.

“Pemprov Jateng melalui forum investasi juga turut mendorong dan memfasilitasi rencana investasi EBT di Jawa Tengah, seperti pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Banjaran dan Logawa-Banyumas, PLTS terapung di Waduk Gajahmungkur dan Kedungombo, serta pengembangan panas bumi di Candi Umbul Telomoyo dan Baturraden,” ujar Sujarwanto.

Ia juga menyebut bahwa lebih dari 2.000 desa di Jawa Tengah telah memanfaatkan energi terbarukan, baik dari tenaga surya, biogas, mikrohidro maupun gas alam untuk keperluan rumah tangga dan pertanian.

“Untuk pamsimas dan pertanian, sekarang sudah banyak yang menggunakan pompa air tenaga surya. Ini menjadi bukti bahwa masyarakat mulai bergerak ke arah energi bersih,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Sakina Rosellasari, mengungkapkan bahwa tren investasi EBT di Jawa Tengah semakin positif. Ia menyebut, hingga triwulan pertama 2025, sudah ada 25 pelaku usaha yang masuk ke sektor ini dengan total nilai investasi mencapai Rp4,33 triliun.

“Investasi di bidang renewable energy itu sudah sangat menjanjikan, terutama di sektor panel surya, baterai kendaraan listrik, dan kendaraan ramah lingkungan,” kata Sakina.

Untuk mendorong daya tarik investor, lanjut Sakina, Pemprov Jateng memberikan sejumlah insentif fiskal sesuai kewenangan daerah.

“Kami bisa memberikan keringanan pajak air permukaan dan BBNKB kendaraan. Tapi harus memenuhi 15 parameter yang salah satunya adalah penggunaan energi baru terbarukan. Kalau tidak, ya gugur,” tegasnya.

Dalam forum CJREIF 2025, Pemprov Jateng juga menawarkan enam peluang investasi, mulai dari pembangkit minihidro, geothermal, hingga pengolahan sampah menjadi bahan bakar (refused derived fuel) di Grobogan.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, yang turut hadir sebagai pembicara, menilai bahwa Jawa Tengah memiliki potensi besar dalam memimpin transisi energi di Indonesia.

“Kesempatan untuk transisi energi tidak terbuka selamanya. Negara lain sedang bergerak cepat. Dengan posisi, potensi, dan visi yang dimiliki Jawa Tengah, berpeluang menjadi daerah yang mampu memimpin dalam investasi hijau di Indonesia,” tegas Fabby.

Fabby juga merekomendasikan agar Jateng segera menyusun peta jalan transisi energi, membentuk unit khusus pelayanan investasi hijau, hingga menciptakan kawasan industri berbasis EBT agar investasi hijau tumbuh lebih cepat.

Dengan forum ini, Jawa Tengah berharap bisa menarik lebih banyak investor yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan dan memperkuat daya saing daerah di bidang energi bersih. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *